Suara.com - Serial fenomena global Netflix, Squid Game akhirnya berakhir dengan banyak sekali komplain dan kritik, salah satunya pada satu karakter yang dianggap paling tidak berguna.
Sebagaimana diketahui, musim ketiga dari serial tentang permainan mematikan ini telah dirilis pada Jumat, 27 Juni 2025.
Selain akhir yang dinilai mengecewakan, perhatian penonton juga tertuju pada salah satu karakter kuncinya, Hwang Jun Ho.
Sang detektif dinobatkan oleh warganet sebagai karakter "paling tak berguna" setelah tiga musim berjalan.
Penonton menyuarakan frustrasi mereka terhadap alur cerita detektif polisi yang diperankan oleh Wi Ha Joon tersebut.

Misi heroiknya untuk menyusup dan membongkar organisasi jahat di balik permainan maut itu dianggap berakhir anti-klimaks dan tanpa dampak yang berarti.
Seorang warganet dengan gamblang menyuarakan kekecewaannya, menyoroti perjalanan panjang Jun Ho yang terasa sia-sia.
"Dia berusaha menemukan pulau itu, tapi butuh waktu lama. Dia pikir akan bisa menyelamatkan mereka tepat waktu, tapi semua orang di sana sudah sekarat. Dia menemukan pulaunya, masuk ke sana, dan tidak melakukan apa-apa, hanya membiarkan mereka kabur," kata seorang warganet memberi kritik.
"Kenapa dia ada di sini kalau tidak melakukan apa-apa? Seharusnya naskahnya ditulis agar dia punya peran yang berguna," katanya menyambung.
Baca Juga: 5 Fakta Cameo Cate Blanchett di Squid Game 3, Jadi Sinyal Versi Amerika?
Sentimen serupa juga diungkapkan oleh penggemar lain yang merasa karakter Jun Ho hanya dijadikan alat untuk memperpanjang durasi cerita.
"Iya, selama 13 episode penuh, karakter ini benar-benar cuma dijadikan alat untuk memperpanjang cerita. Sayang banget potensi plot-nya. Kita bahkan tidak dapat jawaban apa pun soal organisasi itu. Dia cuma muncul sebentar lalu menghilang dalam 30 menit di pulau itu," tulisnya.
Misi Infiltrasi yang Berakhir Penuh Tanda Tanya
Untuk memahami akar kekecewaan ini, kita perlu melihat kembali perjalanan Hwang Jun Ho.
Sebagai seorang detektif polisi, dia memulai misinya untuk mencari kakaknya yang hilang, Hwang In Ho.
Dengan keberanian luar biasa, dia berhasil menyusup ke dalam fasilitas permainan, mengambil identitas penjaga, dan mendokumentasikan setiap kekejaman yang terjadi.

Puncak perjalanannya di musim pertama adalah konfrontasi dramatis di tepi tebing, di mana dia menemukan kebenaran pahit: kakaknya adalah Front Man (Lee Byung Hun), dalang di balik semua operasi.
Adegan berakhir dengan Jun Ho ditembak dan jatuh ke laut, meninggalkan nasibnya dalam ketidakpastian.
Meski terungkap di musim kedua bahwa dia selamat, banyak penonton merasa perkembangannya mandek.
Harapan bahwa dia akan menjadi kekuatan yang menghentikan permainan dari luar pupus seiring berjalannya waktu.
Kritiknya semakin tajam di musim ketiga, yang dianggap sebagai puncak dari kegagalannya.
"Butuh tiga musim hanya untuk menemukan sebuah pulau, tapi akhirnya dia tidak melakukan apa-apa dan malah jadi ayah dari anak perempuan miliarder. Hidupnya memang menang, tapi kok bisa?" tulis seorang warganet merujuk pada akhir kisahnya yang tak terduga.
Kenapa Hwang Jun Ho Dianggap Tak Berguna?

Persepsi "tak berguna" yang melekat pada Hwang Jun Ho bukan tanpa alasan kuat. Setidaknya ada beberapa faktor yang mendukung argumen ini.
Pertama, kurangnya dampak nyata pada plot utama. Meskipun berhasil mengumpulkan segudang bukti, informasi tersebut tidak pernah berhasil sampai ke dunia luar untuk menghentikan permainan.
Dia beroperasi nyaris sepenuhnya terpisah dari perjuangan para pemain utama seperti Seong Gi Hun (Lee Jung Jae).
Interaksinya yang minim membuat misinya terasa seperti subplot yang tidak terintegrasi dengan baik.
Kedua, alur cerita yang menggantung dan anti-klimaks. Setelah mempertaruhkan nyawanya, akhir dari investigasinya bukanlah pembongkaran sindikat, melainkan konfrontasi personal yang tragis dan nasib yang tidak jelas.
Bagi banyak orang, ini adalah sebuah antiklimaks. Perkembangan karakternya di musim-musim berikutnya pun dianggap kurang memuaskan dan tidak sepadan dengan penantian penonton.
Ketiga, pergeseran peran yang membingungkan. Di akhir musim ketiga, alih-alih menjadi pahlawan yang membongkar kejahatan, Jun Ho justru menemukan dirinya dalam peran baru.
Dia tiba-tiba menjadi pengasuh bayi dari pemenang Squid Game, Player 222, beserta uang hadiahnya.
Perubahan drastis dari seorang detektif pemberani menjadi seorang "ayah" ini terasa janggal dan menyia-nyiakan potensi karakternya untuk memberikan perlawanan yang berarti.
Meski demikian, tidak adil jika perannya diabaikan sepenuhnya. Tanpa Jun Ho, penonton tidak akan pernah melihat sisi internal operasi Squid Game, identitas Front Man, atau skala kekejaman yang terjadi di balik layar.
Terlepas dari label "tidak berguna" yang disematkan padahnya, karakter Jun Ho berfungsi sebagai "mata" penonton di dalam sarang penjahat.
Kontributor : Chusnul Chotimah