Infografis
Melalui tulisannya tersebut, Baim Wong berharap netizen membiarkan ia berserta anak-anak dan Paula Verhoeven hidup tenang.
"Sekarang, biarkan saya hidup tenang. Saya ingin hidup bahagia bersama anak-anak, dan anak-anak juga bersama ibunya. Biarkan kami belajar dari kesalahan masing-masing," tegasnya.
Baim Wong juga meminta maaf atas penolakannya terhadap sejumlah wartawan maupun rekan-rekan yang mengundangnya untuk podcast.
"Saya takut jadi rame lagi dan akan menjadi panggung baru buat mereka yang memanfaatkan kejadian ini. Dalam hati saya, saya selalu menghargai kalian dengan pekerjaannya masing-masing," terang Baim.
Bukan hanya mempermasalahkan tentang hak asuh anak, Baim Wong lebih lanjut menuliskan pesannya untuk almarhum ayahnya.
"Buat papah, terima kasih untuk segalanya," tutur bapak dua anak tersebut.
Sebagaimana diketahui, Johnny Wong sang ayah meninggal dunia pada 7 Januari 2025 saat proses perceraian Baim Wong dengan Paula Verhoeven sedang berlangsung.
Sosok Johnny Wong di mata Baim Wong adalah panutan yang membuatnya selalu kuat menghadapi berbagai cobaan dalam hidup.
"Papah adalah dasar dari semua kekuatanku. Seseorang yang tak banyak bicara, tapi mencintaiku dalam diam, dengan sepenuh hati," ujar Baim.
Baca Juga: Interaksi Lawas Viral, Baim Wong Diduga Incar Kimberly Ryder Sejak Lama
"Maaf aku belum jadi anak yang sempurna. Tapi aku janji, akan terus kuat sepertimu," tandasnya.
Dukungan tampak diberikan netizen di Threads untuk Baim Wong agar tidak terlalu mendengarkan perkataan orang-orang yang membencinya.
"Di mata orang-orang yang tidak suka denganmu kamu Baim Wrong. Tapi di mataku kamu tetap Baim wong," dukung akun @medex_yogyakart***.
"Siapapun yang mendapatkan hak asuh secara hukum, saya berharap anak-anak tetap mendapatkan peran kedua orangtua mereka secara utuh, tidak ada drama pelarangan untuk bertemu," sahut akun @daus_thea_***.
Sayangnya tak sedikit pula netizen yang masih heran Baim Wong mendapat hak asuh, padahal anak-anaknya di bawah umur sehingga seharusnya kepada Paula. Bagaimana pendapatmu?
Kontributor : Neressa Prahastiwi
