Ariel NOAH Dites Diperdengarkan Lagu Bikinan AI, Tebakannya 100 Persen Benar

Senin, 30 Juni 2025 | 18:11 WIB
Ariel NOAH Dites Diperdengarkan Lagu Bikinan AI, Tebakannya 100 Persen Benar
Vokalis grup musik NOAH, Ariel tampil saat konser Lifetime Tribute to Chrisye di Istora Senayan, Jakarta, Senin (16/9/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Fenomena kecerdasan buatan (AI) kian merambah berbagai sektor, tak terkecuali industri musik.

Dari penciptaan melodi hingga aransemen, AI kini mulai menunjukkan taringnya.

Lantas, bagaimana musisi seperti Ariel NOAH menyikapi perkembangan revolusioner ini?

Vokalis band legendaris NOAH itu baru-baru ini berbagi pandangannya dalam konten 'What's Up' di kanal YouTube Kementerian Hukum RI.

Bagi Ariel, AI adalah bagian tak terpisahkan dari kemajuan teknologi yang terus bergerak maju.

Ia membandingkannya dengan evolusi perangkat komunikasi, dari pager hingga smartphone.

Ariel NOAH pasang badan untuk Lesti Kejora. [Instagram/arielnoah]
Ariel NOAH  [Instagram/arielnoah]

"AI ini kan kemajuan teknologi. Kalau teknologi tuh selalu ada aja gitu. Dari yang yang tadinya pager, habis itu jadi smartphone. Eh, dari telepon biasa dulu, habis itu jadi smartphone. Ya itu nggak bisa dihindari gitu. Jadi kita mesti beradaptasi, apalagi dengan AI ini kan gitu. Kita mesti beradaptasi dan nggak mungkin kita tolak sih pastinya," ujar Ariel.

Prinsip adaptasi ini, menurut Ariel, adalah keniscayaan. Jika tidak mengikuti arus, maka akan tertinggal.

"Kan kayak kita ngomongin dunia nih. Kalau kita sendiri yang nggak ikutin, kita ketinggalan sama yang lainnya," tegasnya.

Baca Juga: DPR RI Minta MK Tolak Gugatan Uji Materi UU Hak Cipta dari Ariel NOAH dkk

Namun di sisi lain, Ariel berpendapat bahwa untuk saat ini, kemampuan AI dalam menciptakan lagu belum mampu menyaingi sentuhan manusia.

"Untuk saat ini sih belum (tersaingi) ya," katanya.

Ia bahkan memiliki pengalaman unik saat seorang produser mencoba 'mengujinya' dengan lagu ciptaan AI.

"Pernah ada satu produser gitu, dia bilang, 'Riel, ini ada teman saya. Dia nulis lagu gitu, sendiri. Gimana menurut Ariel lagunya?' gitu. Oke, kirimin. Pas dengerin, 'Ini kan AI'. 'Loh, kok tahu?', katanya gitunya, ngetes ya," kenang Ariel sambil tersenyum.

Ariel menjelaskan mengapa ia bisa membedakan karya manusia dan AI.

"Ya sejauh ini, sampai saat ini tuh masih bisa, kita dengar yang mana yang orang, yang mana yang AI gitu. AI itu kan pakai algoritma yang dia pasti akan cari nada-nada aman, yang selalu enak," jelasnya.

Ariel NOAH (YouTube/Curhat Bang Denny Sumargo)
Ariel NOAH (YouTube/Curhat Bang Denny Sumargo)

Kendati demikian, Ariel juga menyadari kecepatan perkembangan AI yang luar biasa.

"Tapi kan mereka tuh cepet banget perubahannya. Dari 1.0-nya sampai ke 5.0-nya tuh nggak lama," ujarnya.

Oleh karenanya, Ariel menekankan satu hal yang paling krusial dalam potensi pengembangan AI, yakni aturan atau regulasi.

"Yang paling penting, apa pun itu, setiap ada sesuatu yang baru, yang paling penting adalah aturannya. Kalau saya bilang gitu. Jadi aturannya mestinya kayak gimana nih? Yang nggak melanggar ke orang lain, yang nggak bikin rusuh ke publik," tegasnya.

Pentingnya regulasi ini bukan tanpa alasan. Ariel menyoroti potensi bahaya AI, tidak hanya dalam suara tetapi juga visual.

"Kan apalagi bukan cuma suara ya, visual juga bisa. Misalnya ada informasi yang di mana, tiba-tiba ada visualnya, siapa ngomong apa, terus dipercaya sama seluruh publik, itu kan bahaya tuh," ungkapnya.

Hal ini berkaitan erat dengan isu deepfake yang semakin marak, di mana AI dapat memanipulasi suara dan visual seseorang hingga sulit dibedakan dari aslinya.

"Kalau suara saya tiba-tiba dipakai orang lain, pasti ada keberatan juga, itu pasti," kata Ariel.

Tanpa regulasi yang jelas, penggunaan suara atau gaya bermusik seseorang oleh AI tanpa izin dapat menimbulkan masalah serius terkait hak cipta dan etika.

Ariel pun kembali menegaskan, "Jadi tetap mesti beradaptasi, tapi yang paling penting ya itu, aturannya sih pasti,".

Perkembangan AI dalam musik memang membawa janji inovasi, tetapi juga memunculkan tantangan etika dan hukum yang perlu diatasi.

Pandangan Ariel NOAH menjadi cerminan bahwa adaptasi dan regulasi adalah dua sisi yang harus berjalan beriringan, demi demi masa depan industri musik yang lebih baik.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI