Suara.com - Artis Nikita Mirzani tak kuasa menahan luapan emosinya dalam sidang lanjutan kasus dugaan penganiayaan dengan terdakwa Vadel Badjideh di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Dalam sidang yang digelar tertutup hari ini, Rabu, 2 Juli 2025, sempat terdengar pekik teriakan Nikita dari dalam ruangan pengadilan tempat Vadel disidangkan.
Nikita, yang ditemui usai sidang, berbagi cerita ke awak media tentang penyebab dirinya terbawa emosi.
Momen itu terjadi saat Nikita diminta untuk meninggalkan ruang sidang sebelum putrinya, Laura Meizani Mawardi atau Lolly, memberikan kesaksian.
"Nggak apa-apa (sempat teriak dari dalam ruang sidang). Emosional aja," ujar Nikita Mirzani kepada awak media di PN Jakarta Selatan, Senin.
"Laura mau bersaksi, tapi saya harus di luar," lanjutnya, menjelaskan pemicu amarah.
Sebagai ibu, Nikita Mirzani merasa berhak mendengar langsung kesaksian yang disampaikan putrinya. Namun, prosedur persidangan mengharuskannya menunggu di luar.
![Vadel Badjideh usai mendengar kesaksian Nikita Mirzani dan Laura Meizani Mawardi atau Lolly di sidang lanjutan kasus asusila di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 2 Juli 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/02/17505-vadel-badjideh.jpg)
"Ya saya kan juga pengin dengar, sebagai ibu. Pengin dengar, alur ceritanya bagaimana," keluhnya.
Nikita pada akhirnya diizinkan untuk tetap berada di ruang sidang guna mendengarkan kesaksian Lolly.
Baca Juga: Nikita Mirzani Siap Sudutkan Vadel Badjideh di Sidang: Masa Depan Anak Saya Hancur
Namun dari situ, batin Nikita malah makin berkecamuk karena tak sampai hati mendengar apa yang Lolly alami selama ini.
"Begitu udah denger, ya udah," tuturnya dengan suara tercekat menahan tangis.
Nikita mengaitkan reaksinya dengan perjuangan selama ini sebagai orang tua tunggal, yang selalu berada di garda terdepan untuk berusaha melindungi anaknya.
"Ya gimana, namanya seorang ibu, single parent. Ya begitu lah rasanya," ungkap Nikita.
Meski diwarnai drama emosional, Nikita Mirzani pada akhirnya memilih untuk menerima kejadian yang Lolly alami.
"Ya udah, namanya udah terjadi ya udah," ucapnya pasrah.
Terpenting bagi Nikita Mirzani, ia sudah sedikit lega setelah memberikan keterangan bersama putrinya di hadapan majelis hakim.
"Alhamdulillah, tadi Laura sudah sempat memberikan kesaksian. Aku juga udah memberikan kesaksian," papar sang artis.
Nikita kini tinggal menyerahkan nasib Vadel Badjideh sepenuhnya pada proses hukum yang berlaku.
"Nanti tinggal tunggu aja proses selanjutnya," tambah perempuan 39 tahun.
Agenda sidang hari ini merupakan kelanjutan dari laporan yang dibuat Nikita Mirzani terhadap Vadel Badjideh pada September 2024, di Polres Metro Jakarta Selatan.
Laporan Nikita memuat dugaan persetubuhan Lolly oleh Vadel, serta adanya permintaan dari Vadel untuk Lolly menggugurkan kandungan lewat praktek aborsi.
![Nikita Mirzani dan Laura Meizani Mawardi hadir sebagai saksi pelapor dan korban di sidang kasus asusila dengan terdakwa Vadel Badjideh di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu, 2 Juli 2025 [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/02/49526-nikita-mirzani.jpg)
Vadel Badjideh kemudian ditetapkan sebagai tersangka sejak 13 Februari 2025, dan dikenakan Pasal 76 D juncto Pasal 81 ayat (1) UU Perlindungan Anak atas sangkaan persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
Vadel Badjideh lalu dikirim ke Rutan Cipinang, Jakarta Timur, sebagai tahanan titipan selama proses persidangan berlangsung.
Di sidang sebelumnya, Vadel Badjideh didakwa atas tuduhan tindak asusila terhadap Lolly, yang saat itu masih di bawah umur.
Oleh jaksa penuntut umum, Vadel Badjideh dianggap melanggar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76D dan atau Pasal 77A juncto Pasal 45A, dan atau Pasal 421 KUHP juncto Pasal 60 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Jika terbukti bersalah, Vadel Badjideh terancam hukuman maksimal sampai 15 tahun penjara.
Sidang kasus asusila yang menimpa Lolly sendiri harus digelar tertutup karena peristiwa yang ia alami terjadi saat masih di bawah umur.
Poin-poin dalam perkara tidak boleh dibagikan ke publik, dengan alasan melindungi privasi korban demi keberlanjutan hidupnya di masa depan.