Suara.com - Suasana pagi yang tenang di Jepang tiba-tiba pecah bagi Dian, seorang influencer Indonesia yang dikenal melalui kanalnya "Neo Japan". Ia mendapat panggilan telepon tak terduga dari seorang pejabat pemerintah Jepang.
Pejabat tersebut mengeluhkan ulah warga negera Indonesia (WNI) yang bekerja di Jepang karena dianggap sudah bikin resah masyarakat lokal.
Kabar ini Dian sampaikan dengan nada kecewa dan tegas melalui unggahan di Youtube miliknya.
Dian, yang selama ini aktif mempromosikan citra positif Indonesia di Jepang, mengaku terkejut dan malu. Panggilan tersebut bukan sekadar basa-basi, melainkan sebuah keluhan langsung mengenai meningkatnya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh WNI di Negeri Sakura.
"Baru-baru ini, salah satu tokoh pemerintah Jepang langsung menelpon saya secara pribadi. Ia mengeluhkan makin banyaknya kasus buruk yang melibatkan WNI," kata Dian dalam, dikutip Kamis, 10 Juli 2025.
![Momen Dian Neo Japan bertemu Anies Baswedan. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/24/59056-momen-dian-neo-japan-bertemu-anies-baswedan.jpg)
"Sebagai influencer yang dikenal membela dan memperkenalkan Indonesia di Jepang, saya malu. Karena saya yang selalu dihubungi saat ada masalah, seolah mewakili kita semua," ujarnya lagi.
Insiden ini seolah menjadi puncak gunung es dari akumulasi masalah yang terjadi. Dian merasa terbebani karena posisinya sebagai figur publik membuatnya menjadi "wajah" perwakilan WNI, terutama ketika masalah muncul.
"Btw gue Kaget baru bangun ditelepon pagi-pagi," tambahnya, menggambarkan betapa mendadaknya teguran serius tersebut.
Dalam pesannya, Dian tidak menutupi konsekuensi serius yang menanti para pelanggar. Ia menegaskan bahwa Jepang adalah negara dengan sistem pengawasan yang ketat, di mana setiap tindakan negatif tidak akan luput dari perhatian.
Baca Juga: YouTuber Neo Japan Ditegur Pejabat Jepang karena Aksi Kriminal WNI: Saya Malu!
"Jangan kira hal-hal negatif tidak akan ketahuan ini Jepang, semua bisa terpantau," tegasnya.
Menurutnya, pelanggaran serius tidak akan ditoleransi dan akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.
"Kesalahan serius seperti pencurian bisa berujung denda, diproses polisi, bahkan dideportasi. Dan yang paling menyedihkan, nama baik WNI ikut tercoreng," katanya.
Ia pun memohon kesadaran kolektif dari seluruh WNI yang tinggal dan bekerja di Jepang untuk menjaga sikap dan perilaku. Baginya, ini adalah tanggung jawab bersama untuk mempertahankan reputasi bangsa.

"Buat teman-teman WNI di Jepang, mari kita jaga nama baik bangsa kita. Kita hidup di negeri orang. Jangan bawa kebiasaan buruk dari Indonesia ke sini," imbaunya.
WNI di Jepang Berulah
Pada Januari 2025, tiga WNI di Jepang diduga melakukan perampokan. Ketiganya kemudian ditangkap oleh aparat setempat pada Juni lalu.
Tiga WNI tersebut mendapat pendampingan hukum dari KBRI Tokyo. Sampai sekarang, ketiganya masih didalami motif melakukan perampokan tersebut.
Kejadian tersebut hanya berjarak pendek dari peristiwa memalukan yang mencoreng nama Indonesia. Sebelumnya, beredar video di media sosial yang perlihatkan pengibaran bendera perguruan silat di salah satu jembatan di Jepang.
Tak berhenti di situ, beredar juga video sekelompok WNI membuat semacam geng TKI di sana. Tapi soal ini, belum ada perwakilan Indonesia di Jepang yang membenarkan hal tersebut.