Joko Anwar: Demo Bukan Ujug-Ujug, Ini Jeritan Rakyat yang Kesulitan Hidup

Senin, 01 September 2025 | 06:30 WIB
Joko Anwar: Demo Bukan Ujug-Ujug, Ini Jeritan Rakyat yang Kesulitan Hidup
Joko Anwar (Instagram/jokoanwar)
Baca 10 detik
  • Demonstrasi adalah akumulasi kekecewaan rakyat pada pemerintah dan DPR.
  • Pemerintah dan DPR dinilai tidak peka terhadap penderitaan rakyat.
  • Masyarakat diminta untuk bersuara dan bangkit melawan ketidakadilan.

Suara.com - Gelombang demonstrasi masyarakat yang menuntut dibatalkannya angka tunjangan anggota DPR RI masih menjadi topik hangat.

Berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menyuarakan aspirasi, menyoroti kinerja pemerintah dan DPR yang dinilai abai terhadap penderitaan rakyat. 

Di tengah riuhnya isu tersebut, sutradara kondang Joko Anwar turut angkat bicara. Joko yang dikenal vokal menyuarakan kritik sosial, menyebut bahwa demo yang terjadi bukanlah "ujug-ujug" atau tiba-tiba, melainkan akumulasi kekecewaan rakyat yang telah lama terabaikan.

Joko Anwar secara tajam menyoroti kegagalan pemerintah dan DPR dalam berpihak kepada rakyat. 

"Yang pasti kan kita sampai pada kondisi ini tidak ujug-ujug ya tidak tiba-tiba. Jadi sudah lama sekali baik pemerintah maupun DPR itu tidak bekerja untuk rakyat, tidak berpihak kepada rakyat," kata Joko Anwar saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Joko Anwar menggambarkan situasi rakyat yang semakin terhimpit. Dia mengkritik keras sikap para pejabat yang dianggap "tone deaf" atau tidak peka.

Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Merah Putih saat aksi di Polda D.I Yogyakarta, Jumat (29/8/2025). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa]
Pengunjuk rasa mengibarkan bendera Merah Putih saat aksi di Polda D.I Yogyakarta, Jumat (29/8/2025). [ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa]

"Setiap hari kita bisa melihat bagaimana rakyat semakin lama semakin susah untuk mencari kerja, banyak yang kelaparan, banyak juga yang mendapatkan kesulitan untuk hidup. Hanya untuk menghidupi keluarganya," papar sutradara film "Pengabdi Setan" ini. 

"Mereka merasa bahwa kalau misalnya ada kritik dari rakyat itu bukan kritik tapi itu adalah orang yang berseberangan secara politis, padahal kan bukan seperti itu," lanjut Joko.

Lelaki 49 tahun tersebut menambahkan, ketidakpekaan para wakil rakyat dan pejabat terlihat jelas ketika mereka masih bisa bersenang-senang, tertawa, berjoget sementara rakyat berteriak.

Baca Juga: Nikita Mirzani: Kalau Demo Jadi Alasan Untuk Mencuri, Jangan Sebut Itu Perjuangan

Menurutnya, ini adalah indikator kuat bahwa mereka tidak mampu berempati. 

"Ini simply rakyat yang berteriak karena rakyat kesulitan untuk hidup. As simple as that," ujarnya.

Joko Anwar juga menyalahkan sistem dan kultur di mana masyarakat selalu diminta maklum.

"Salahnya sistem, salahnya sistem. Kalau kita ngomong sistem ya orang-orang yang menjalankan sistem siapa," terang Joko.

"Sudah lama banget kita rakyat diminta untuk maklum, rakyat diminta untuk memaafkan kalau misalnya ada gestur minta maaf dari para pejabat yang sudah berbuat kesalahan hanya sekedar minta maaf," tambahnya. 

Sebagai penutup, Joko Anwar juga meminta seluruh masyarakat untuk bersuara dan bangkit bersama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?