Perbaiki Hubungan, Adhisty Zara dan Keluarga Pernah Konsultasi ke Psikolog

Minggu, 13 Juli 2025 | 10:40 WIB
Perbaiki Hubungan, Adhisty Zara dan Keluarga Pernah Konsultasi ke Psikolog
Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]

Suara.com - Adhisty Zara membuat pengakuan yang personal dan mendalam di balik perannya di film "Bertaut Rindu". 

Film yang mengangkat genre romansa remaja ini ternyata memiliki alur cerita yang bersinggungan dengan kehidupan pribadi Adhisty Zara. 

"Aku relate sih sama cerita ini. Jadi project ini lumayan personal, i've been there," kata Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan belum lama ini.

Dalam film "Bertaut Rindu", salah satu karakter bernama Magnus digambarkan sebagai sosok yang hilang arah. Zara merasa bisa memahami perasaan tersebut karena pernah mengalaminya sendiri.

"Aku ada di posisi lost kayak Magnus (karakter di film Bertaut Rindu)," imbuhnya.

Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]
Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]

Namun, di balik kesulitan itu, Zara kini bersyukur memiliki support system terkuat pada sosok ibunya. 

Hubungan mereka yang kini begitu erat adalah buah dari perjalanan panjang. Karena beberapa tahun lalu, curhat dan membuka diri bukanlah hal yang mudah dilakukan di keluarganya.

"Tapi untungnya aku punya mama, dia support system aku. Sudah tiga tahun ini aku nggak ada rahasia sama dia," ujar Adhisty Zara.

"Kenapa baru tiga tahun, karena Aku tuh dulu bukan keluarga yang hangat," papar Adhisty Zara.

Baca Juga: Usung Cerita Islam dan Buddha, Film Berebut Jenazah Dibintangi Adhisty Zara dan Junior Roberts

Mantan personel JKT48 ini menjelaskan bahwa keluarganya di masa lalu cenderung kaku dan sulit mengekspresikan perasaan karena gengsi yang tinggi. Ini menjadi sifat yang diakuinya menurun di dalam keluarga.

Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]
Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]

"Papa aku keras dan gengsi banget. Tapi memang gitu terbentuknya, ya turunan," kata artis 22 tahun ini.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa sifat kaku tersebut bukan berarti tidak ada rasa sayang di antara mereka.

"Bukan berarti gak sayang ya," imbuhnya menegaskan.

Titik balik terjadi seiring proses pendewasaan dan berbagai pelajaran hidup yang ia lalui. 

Adhisty Zara dan keluarganya sadar perlu ada pola komunikasi baru agar hubungan mereka bisa lebih dekat dan harmonis.

"Terus seiring berjalannya waktu, dengan proses pendewasaan dan pelajaran hidup yang sudah aku lalui juga, aku akhirnya menemukan pola untuk bisa lebih dekat," jelasnya.

Secara mengejutkan, Zara mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya mengambil langkah serius dengan mencari bantuan profesional untuk menjembatani masalah komunikasi mereka.

"Kita tuh sekeluarga sempat konsultasi ke psikolog, biar ke profesional aja. Biar nggak salah arah," terang Adhisty Zara.

Konsultasi tersebut membantu mereka untuk belajar kembali cara berkomunikasi yang sehat. Termasuk hal-hal sederhana namun krusial seperti cara berbicara dan meminta maaf.

Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]
Pemain film Bertaut Rindu, Adhisty Zara saat datang ke kantor Suara.com kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 9 Juli 2025 [Suara.com/Ramadhani]

"Jadi pelan-pelan kita mulai atur. Dari cara bicara kita, cara penyampaian, bilang maaf juga. Karena itu nggak mudah," ucap bintang film Gundala tersebut.

Usaha itu membuahkan hasil. Hubungan di dalam keluarganya perlahan membaik, dibangun di atas kesadaran untuk saling belajar.

"Tapi kemarin, mama aku juga mengakui kok kalau kita sama-sama belajar," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI