Pihaknya khawatir jika konser ini tetap digelar, akan merusak akidah generasi muda dan menggiring mereka menjadi atheis atau bahkan pemuja setan.
3. Lirik Lagu Matahari Tenggelam Jadi Sorotan
Selain simbolisme panggung, lirik lagu Hindia juga tak luput dari pemeriksaan. Salah satu yang paling disorot adalah penggalan lirik dari lagu Matahari Tenggelam yang rilis pada 2023.
Bait yang berbunyi, "Ku doakan kita semua masuk neraka, panjang umur, matahari tenggelam dan Selamat datang malam" dianggap sebagai ajakan sesat.
Bagi para penolak, lirik tersebut dianggap secara eksplisit membawa pesan yang bertentangan dengan ajaran agama dan bisa membawa penonton "ke dalam neraka".
Padahal, bagi para penggemarnya, lirik tersebut seringkali diinterpretasikan sebagai sebuah sarkasme atau kritik sosial yang mendalam, khas gaya penulisan Baskara.
4. Upaya Mediasi Panitia Gagal Total
Menghadapi tekanan hebat, pihak panitia "Ruang Bermusik 2025" tidak tinggal diam.
Mereka sempat melakukan mediasi dengan perwakilan ormas dan aparat keamanan, mencoba mencari jalan tengah.
Baca Juga: Sikap Bijak Dicky Chandra Tanggapi Kisruh Penolakan Hindia di Tasikmalaya
Salah satu solusi yang diusulkan adalah mengurangi durasi penampilan Hindia menjadi hanya 45 menit.
Namun, proposal tersebut ditolak mentah-mentah. Pihak ormas tetap pada pendirian mereka: Hindia tidak boleh manggung sama sekali di Tasikmalaya.
Dengan posisi yang tidak bergeming dari para penolak, panitia pun tidak punya pilihan lain selain mengumumkan pembatalan penampilan Hindia untuk menjaga kondusivitas acara.
5. Bukan Kali Pertama, Kontroversi Serupa Terjadi di Aceh
Penolakan di Tasikmalaya ternyata bukanlah insiden yang pertama. Sebelumnya, Hindia pernah mengalami hal serupa di Banda Aceh.
Konser yang seharusnya digelar pada 18 Juni 2025 itu juga batal di menit-menit akhir karena izin dari kepolisian dicabut.