Suara.com - Menjelang hari bahagia mereka, perhatian publik tertuju pada pasangan Maula Akbar dan Putri Karlina.
Tak hanya karena keduanya berasal dari kalangan pejabat, tapi juga karena kisah cinta mereka yang unik dan penuh perjuangan.
Maula Akbar adalah putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Sedangkan Putri Karlina merupakan Wakil Bupati Garut sekaligus anak dari Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto.
Meski terpaut usia enam tahun dan Putri merupakan seorang janda dengan tiga anak, cinta mereka tumbuh dalam proses yang alami namun tak biasa.
Kisah pendekatan mereka diungkap langsung oleh Maula lewat Instagram, membuat warganet ikut terharu sekaligus kagum.
Pertemuan Pertama: Modus Koordinasi Politik

Dalam unggahan foto pertama, Maula membagikan momen saat pertama kali mengajak Putri makan bersama.
Dia mengaku harus menunggu seharian hanya untuk mendapatkan konfirmasi dari Putri, dan sempat tegang menanti balasan WhatsApp.
"Foto di atas adalah pada saat pertama kali saya ajak jalan dan makan, walau nunggu konfirmasi seharian dan bikin keringat dingin karena tegang menunggu notifikasi WA tapi puji syukur berhasil ngajak," tulisnya.
Baca Juga: Kekayaan Maula Akbar di LHKPN, Anak Dedi Mulyadi Lamar Wabup Garut Putri Karlina
Namun, ajakan makan tersebut tak sepenuhnya berbau romantis. Maula menggunakan alasan politik untuk mendekati sang Wakil Bupati, yakni membahas strategi pemenangan pilkada.
Usai makan, ada kalimat yang berkesan dari Putri, "Lain waktu kalo ajak aku makan di pecel lele pinggir jalan aja."
Kalimat itu, bagi Maula, menjadi simbol kesederhanaan yang dimiliki Putri meski menjabat sebagai pejabat tinggi di daerah.
Kopi Politik di Bandung: Jalan-Jalan Ala Debat Pilgub

Di unggahan foto kedua, Maula kembali berbagi cerita PDKT yang dibalut dalih profesional.
Kali ini, dia mengajak Putri nonton debat Pilgub Jawa Barat dengan alasan menambah wawasan. Padahal, niatnya adalah untuk bisa ngopi santai bersama.
"Sekarang saya mengajak beliau untuk nonton debat Pilgub Jawa Barat dengan alibi menambah topik dan wawasan untuk debat di Kabupaten walau niat aslinya adalah agar bisa jalan dan ngopi di Bandung," ujar Maula.
Hubungan mereka makin dekat seiring waktu. Bahkan Maula mengaku kerap melakukan perjalanan bolak-balik Garut-Purwakarta empat kali seminggu demi bisa bertemu Putri dan membantu kampanye.
Semua itu dia lakukan sendiri, menyetir tanpa sopir. Suatu usaha yang patut diacungi jempol.
"Ya begitulah cinta, sejauh apapun perjalanan pasti akan selalu terasa indah," tambahnya.
Restu Bocil ABC alias Anak-anak Putri

Dalam unggahan foto ketiga, Maula menyampaikan bahwa selain restu dari calon ibu mertua, restu dari anak-anak Putri, yang dia sebut sebagai "bocil ABC," menjadi kunci utama perjalanan cinta mereka.
"Setelah beberapa waktu berjalan dan ibunya bisa didapatkan, tinggal bagian penentu kebijakan apakah layar kapal akan dibentang, adalah para bocil ABC ini," tulisnya.
Setelah proses panjang, restu pun akhirnya diberikan oleh ketiga anak Putri. Sebuah langkah penting yang menandai keseriusan hubungan mereka menuju jenjang pernikahan.
Pernikahan Maula dan Putri akan digelar pada Rabu, 16 Juli 2025, bertempat di Pendopo Kabupaten Garut.
Sehari sebelumnya, pada Selasa, 15 Juli 2025, akan digelar prosesi seserahan secara adat di Leuwi Asri, Bayongbong.
Setelah akad dan resepsi, pada Kamis malam (17 Juli 2025), masyarakat akan dihibur dalam acara pesta rakyat bertema pasar malam di pusat kota Garut mulai pukul 19.00 WIB.
Penggunaan Pendopo Kabupaten Garut sempat menjadi sorotan karena merupakan fasilitas negara.
Namun, Maula dan Putri akan membayar Rp20 juta sebagai uang kebersihan, dan pihak WO menanggung seluruh kebutuhan teknis termasuk genset untuk listrik.
Dedi Mulyadi memastikan tidak ada fasilitas negara yang digunakan secara gratis.
Putri Karlina sendiri menghimbau agar masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa dan tidak perlu merasa terganggu oleh rangkaian acara.
Kontributor : Chusnul Chotimah