Suara.com - Kehadiran Ahmad Dhani di acara "Q&A" Metro TV masih menjadi sorotan publik. Dhani hadir setelah melaporkan perundung Shafeea Ahmad (SA) putrinya dari Mulan Jameela serta menyerang Maia Estianty melalui kanal YouTube miliknya.
Dalam cupilkan yang dibagikan akun Instagram @metrotv pada Selasa, 15 Juli 2025, Ahmad Dhani ditanya soal gaya parenting.
"Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter cenderung lebih berisiko menjadi pelaku bullying. Benar atau salah menurut Mas Dhani?" tanya Yohana Margaretha sebagai presenter.
"Benar. Ada benarnya tuh," jawab Ahmad Dhani tanpa pikir panjang.
Ahmad Dhani membantah apabila gaya parenting-nya dibilang otoriter.
Bahkan ia mengaku tak pernah menggunakan nada keras kepada Al Ghazali, El Rumi, dan Dul Jaelani setelah bercerai dari Maia Estianty.
"Enggak. Saya enggak otoriter. Buktinya berapa kali lampu enggak dimatiin saya juga diam aja. Enggak pakai.. (tangan mengepal)," kata Ahmad Dhani.
"Artinya gini. Semenjak saya sama Maia pisah, bahkan nada keras pun enggak pernah saya lakukan kepada Al, El, Dul waktu masih kecil," katanya menyambung.
Baca Juga: Sendu, Respons Cinta Pertama Maia Estianty saat Dirinya Nikahi Ahmad Dhani
Secara tidak langsung, nada keras masih menjadi gaya parenting Ahmad Dhani saat masih berumah tangga dengan Maia Estianty.
Lebih lanjut, Psikolog Sani Budiantini yang menjadi narasumber acara "Q&A" Metro TV mengungkap dua efek gaya parenting otoriter.
Bukan hanya membuat anak menjadi pelaku bullying, tetapi juga menyebabkan tidak suka bergaul.
"Bisa dua (akibat) ekstrem memang. Anak pelaku bullying atau anak malah menarik diri dari lingkungan sosialnya," ujar Sani.
Menanggapi pernyataan Ahmad Dhani yang merasa dirinya tidak menggunakan gaya parenting otoriter, warganet menanggapinya dengan sejumlah jejak digital.
Selain pernyataan Ahmad Dhani sendiri, kesaksian anak-anaknya turut digunakan warganet sebagai bukti.
"Tapi El pernah di podcast bilang kalo ayahnya marah kalau tidur lampunya enggak dimatiin," komentar akun @nadiyan***.
"Dul juga ngomong (Ahmad Dhani) enggak pernah bawel soal ibadah, tapi kalau lampu enggak dimatiin ayah bakal marah," sahut akun @halonis***.
Sedangkan warganet yang lain membenarkan bahwa Ahmad Dhani tidak otoriter, tetapi malah berakibat Dul Jaelani mengendarai mobil di usia 13 tahun hingga mengalami kecelakaan.
"Saking enggak otoriternya anak bocah kau biarin bawa mobil dan bikin mati banyak orang," sentil akun @mrs.ni***.
"Memang nggak otoriter sampai membiarkan Dul yang masih di bawah umur nyetir mobil dan merugikan orang lain," sindir akun @nan4***.
![Ahmad Dhani bersama ketiga putranya, Al Ghazali, El Rumi, dan Dul Jaelani. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/01/12/o_1b686pv67132peos44784ogia.jpg)
"Enggak otoriter dengan enggak mau repot, beda tipis. Anak dibiarin kelayapan, dugem sampai pagi akhirnya nabrak orang," balas akun @swastik***.
"Ya bener kok gak otoriter, buktinya kejadian 2013. Kalau dulu ikut bunda Maia enggak mungkin anak umur segitu kelayapan sampai dini hari," timpal akun @nonchalant.***.
Lebih lanjut, warganet juga mengingatkan Ahmad Dhani bahwa gaya parenting otoriter bukan hanya dengan menaikkan suara.
"Otoriter bukan ditandai mengeraskan suara. Otoriter itu bersifat memaksa, cenderung memerintah, sewenang-wenang, atau tidak mengizinkan kebebasan/kritik," imbuh akun @geumyoon***.
"Bukannya beliau bilang baru-baru ini, 'tidak ada yang bisa melarang saya kalau saya sudah punya keinginan' dan definisi otoriter adalah tidak ada ruang diskusi bagi anak-anak dalam hal apapun," kata akun @lativa_a***.
Belum lama ini, Ahmad Dhani memang mengaku kepada Denny Sumargo bahwa tidak berdiskusi dengan istri dan anak-anaknya saat mengunggah video "Kompilasi Ghibah dan Fitnah Maia Estianty".
Al Ghazali, El Rumi, dan Dul Jaleani sempat protes, hanya saja Ahmad Dhani malah balik menyalahkan mereka.
Sebab tiga putra Ahmad Dhani tersebut tidak protes ketika Maia Estianty mengunjungi berbagai podcast untuk membicarakan masa lalunya.
Kontributor : Neressa Prahastiwi