Suara.com - Ketenaran yang diraih Farel Prayoga ternyata datang dengan harga yang sangat mahal.
Di balik citranya sebagai penyanyi cilik sukses yang mampu meraup pundi-pundi miliaran rupiah, terungkap sebuah kisah eksploitasi yang menyedihkan.
Farel, dalam sebuah pengakuan blak-blakan, menceritakan bagaimana kerja kerasnya sejak kecil hingga puncak popularitasnya justru dimanfaatkan oleh keluarganya sendiri, hingga uang yang ia kumpulkan lenyap tak bersisa.
Eksploitasi ini, menurut Farel, sudah berlangsung bahkan sebelum ia viral.
Semua berawal dari aktivitas mengamen yang ia mulai sejak duduk di kelas 2 SD.
Meski awalnya merupakan inisiatif pribadi, kegiatan itu dengan cepat berubah menjadi sebuah kewajiban.
"Ngamen emang saya pribadi (yang mau) awalnya," aku Farel.
"Cuman kayak lama-kelamaan ngamennya jadi pekerjaan gitu. Jadi kayak jatuhnya kalau enggak ngamen ya enggak dapat uang enggak makan kita kayak gitu," jelasnya.
Ia dipaksa menjadi mesin pencari uang untuk menutupi kebutuhan dan utang keluarga.
Baca Juga: Farel Prayoga Dipaksa Ngamen Sejak SD, Jadi Tulang Punggung Keluarga Demi Sesuap Nasi
Miliaran dari Puncak Ketenaran Raib Sekejap

Ketika namanya meroket setelah tampil di Istana Negara, pundi-pundi rupiah pun mengalir deras.
Farel mengonfirmasi bahwa total pendapatannya mencapai angka miliaran
"Berarti kalau kamu total-total kamu dapat duitnya nyampai miliaran enggak? Iya. Nyampai kan? Nyampai," jawabnya.
Sebagai anak yang belum mengerti cara mengelola keuangan, ia sepenuhnya memercayakan hasil jerih payahnya kepada orang tuanya.
"Jadi emang awal-awal viral itu yang megang orang tua, emang 100% gua kasih Bapak Ibu semua," tuturnya.
Kepercayaan itu sayangnya dikhianati. Farel mulai curiga uangnya tidak dikelola dengan baik.
Ia merasa keluarganya memiliki anggapan bahwa ia bisa dengan mudah mencari uang lagi.
"Bisa dibilang enggak ya? Karena emang ee ya mungkin kayak mereka beranggapan kalau, alah, orang Faril bisa cari lagi kok. Ya udahlah aku makan aja nih uangnya," ujarnya menirukan pemikiran keluarganya.
Puncak dari pengkhianatan itu terungkap dalam sebuah insiden yang ia sebut "konspirasi keluarga".
Suatu hari, saat akan manggung di luar kota, Farel hendak menarik uang di ATM dan terkejut mendapati saldonya hanya tersisa Rp56.000, padahal seharusnya ada puluhan juta rupiah.
Saat ia bertanya kepada keluarganya, mereka semua kompak berbohong dan justru menyalahkannya.
"Aku telepon Bapak Ibu, 'Kenapa uangku tinggal segini, ya?' 'Ya kamu aja paling yang boros gitu kan'," kenang Farel.
Kebenaran baru terungkap beberapa minggu kemudian saat terjadi pertengkaran dalam keluarganya. Salah satu kakaknya akhirnya membocorkan rahasia tersebut.
"Kakak Ani yang perempuan nih cerita cerita semuanya ternyata uangku yang hilang itu dipakai beli kuda," ungkapnya.
Farel memperkirakan total uangnya yang disalahgunakan oleh keluarganya bisa mencapai angka fantastis.
"Kalau dari saya itu ya mungkin bisa di atas 10 miliar mungkin," taksirnya.
Saldo Rp10.000 dan Lembaran Baru
Akibat eksploitasi yang tak terkendali itu, Farel kini harus memulai segalanya dari nol. Ia mengungkapkan bahwa tabungan miliaran yang ia kumpulkan telah habis tak bersisa.
Saat ditanya sisa saldonya, jawabannya sungguh mengejutkan.
"Ceban palingnya. Hah? Tinggal Rp10.000," jawabnya lirih.
Kini, untuk biaya sekolah dan kehidupannya di Jakarta, Farel dibantu oleh manajernya.