3. Pernikahan Dua Dinasti Politik Berpengaruh

Acara ini bukan sekadar pernikahan biasa, melainkan penyatuan dua kekuatan politik besar di Jawa Barat.
Mempelai pria, Maula Akbar Mulyadi Putra, adalah putra sulung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Maula sendiri merupakan Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Gerindra. Sementara mempelai wanita, Luthfianisa Putri Karlina, adalah Wakil Bupati Garut yang juga merupakan putri sulung dari Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Karyoto.
Latar belakang kedua mempelai yang sangat mentereng inilah yang membuat acara pernikahan digelar begitu megah dan mengundang perhatian publik secara luas, yang sayangnya berujung pada tragedi.
4. Aparat Bungkam, Kasat Reskrim "No Comment"

Di tengah duka dan kebingungan publik yang menuntut jawaban, pihak berwenang justru memilih bungkam.
Saat dimintai keterangan di RSUD dr. Slamet, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Garut, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Joko Prihatin, enggan memberikan komentar apapun terkait insiden maut tersebut. "No comment," ujarnya singkat.
Sikap bungkam dari aparat ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas hilangnya tiga nyawa di tengah acara yang seharusnya dijaga ketat keamanannya.
Baca Juga: Kisah Heroik Bripka Cecep, Gugur Usai Selamatkan Warga di Pesta Rakyat Maut Garut
PENUTUP
Pernikahan yang seharusnya menjadi awal cerita bahagia bagi Maula dan Putri, kini tercoreng oleh duka yang mendalam.
Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa kemeriahan dan kemegahan tidak ada artinya jika harus dibayar dengan nyawa.
Kini, publik menanti jawaban dan pertanggungjawaban dari para penyelenggara atas insiden yang mengubah pesta rakyat menjadi kuburan massal yang tak terduga.