Suara.com - Suasana duka masih menyelimuti keluarga Sarwendah Tan atas kepergian ayahanda tercinta.
Di tengah kesedihan, Sarwendah membagikan kenangan menyentuh sekaligus membuat merinding mengenai firasat dan momen-momen terakhir sang ayah sebelum menghembuskan napas terakhir.
Saat ditemui di Rumah Duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta, pada Senin, 21 Juli 2025, perempuan yang akrab disapa Wendah itu tampak berusaha tegar.
Ia mengenang sebuah percakapan dengan mendiang ayahnya, yang kini terasa seperti sebuah isyarat pamitan.
Sarwendah menuturkan bahwa sang ayah sempat mengucapkan kalimat yang seolah menandakan kepergiannya kepada adiknya, Wendi.

"Sebelum itu udah ngomong juga sama Wendi, dia ngomong, 'Udah lah, sekarang gue ngerepotin lo. Nanti gue nggak akan ngerepotin lo lagi'," ungkap Sarwendah.
Bagi penyanyi dan pengusaha berusia 35 tahun ini, ucapan tersebut kini ia yakini jadi salah satu pertanda atas apa yang terjadi.
"Kayak mungkin sudah ada clue-clue gitu, jadi udah emang jalannya aja," lanjutnya.
Meskipun merasakan adanya firasat, Sarwendah dan keluarga tetap mengupayakan perawatan medis yang terbaik untuk sang ayah.
Baca Juga: Melayat ke Rumah Duka, Tatapan Kosong dan Air Mata Ruben Onsu di Sisi Peti Jenazah Ayah Sarwendah
Ia mengaku sebagai pribadi yang sangat teliti, terutama untuk urusan kesehatan dan pengobatan.

Mantan personel Cherrybelle ini pun merasa puas dengan penanganan pihak rumah sakit yang dinilainya sangat sigap.
"Rumah sakitnya melakukan penanganannya dengan cepat banget. Apalagi kan aku orangnya detail banget sebenernya kalau masalah obat dan masalah rumah sakit," jelas Sarwendah.
Ia juga berkonsultasi dengan beberapa kerabatnya yang berprofesi sebagai dokter untuk memastikan semua prosedur telah berjalan dengan baik.
Pada akhirnya, ia ikhlas dan meyakini bahwa kepergian ayahnya adalah takdir terbaik.
"Kan kami juga banyak teman dokter ya. Jadi saat di situ, aku juga banyak tanya teman-teman aku dan memang penanganannya sudah sesuai dengan semuanya, dan sudah baik. Memang udah jalannya aja," tuturnya.
Salah satu kenangan yang paling membekas di benak Sarwendah adalah momen-momen damai sang ayah di penghujung usianya.
Ia menceritakan bahwa mendiang ayahnya tidak menyukai selang dan alat-alat medis yang terpasang di tubuhnya.
Atas keinginan sang ayah, keluarga pun memutuskan untuk melepaskan semua alat bantu tersebut.
Setelahnya, sebuah pemandangan yang mengharukan dan melegakan terjadi.
"Papi dari awal, dia itu nggak suka ada selang dan lain-lain. Jadi pas dirawat, dia pun mau cabut semua selangnya," kata Sarwendah.
"Pada saat udah dicabut, udah dibersihin, jadi bener-bener senyum, senyum yang happy banget," pungkasnya, menggambarkan kepergian sang ayah yang penuh kedamaian.