Suara.com - Sinopsis Film Arwah. Hubungan Rian (32) dan Sari (28) sudah lama membeku. Bertahun-tahun mereka tidak saling bicara, dipisahkan oleh luka masa lalu dan kesalahpahaman yang tak pernah usai.
Rian, seorang arsitek di Jakarta yang sedang di ambang kebangkrutan, melihat kematian nenek mereka sebagai jalan keluar.
Sementara Sari, seorang seniman idealis yang hidup sederhana di desa. Memandang Rian sebagai kakak yang serakah dan sudah melupakan akarnya.
Satu-satunya peninggalan sang nenek adalah sebuah rumah tua bergaya kolonial di pelosok Jawa Tengah.
Surat wasiatnya sederhana. Rumah itu akan menjadi milik siapa pun di antara Rian atau Sari yang bersedia tinggal dan merawatnya selama 30 hari.
Bagi Rian, ini adalah omong kosong. Ia hanya ingin segera menjual rumah itu dan membagi uangnya.
Bagi Sari, ini adalah kesempatan untuk menyelamatkan satu-satunya kenangan indah masa kecilnya.
Dengan terpaksa, keduanya setuju untuk tinggal bersama di rumah itu.
Malam pertama adalah awal dari teror. Suara gamelan lirih yang entah dari mana, bau bunga melati yang menyengat di tengah malam, dan pintu-pintu yang menutup sendiri.
Baca Juga: Sinopsis Film Singsot: Siulan Kematian, Peringkat 1 dari 10 Film Teratas di Netflix Indonesia
Awalnya, Rian yang skeptis menuduh Sari sengaja menakut-nakutinya agar ia pergi.
Konflik di antara mereka semakin memanas, dan amarah mereka seolah memberi makan pada kekuatan tak kasat mata yang mendiami rumah itu.
Teror semakin menjadi-jadi. Sosok wanita tua berbaju kebaya lusuh mulai menampakkan diri di sudut-sudut ruangan yang gelap, matanya kosong namun tatapannya penuh amarah.
Sari yang lebih peka mulai menyadari ada yang salah—ini bukan sekadar arwah biasa. Melalui sebuah buku harian tua milik neneknya yang ditemukan di loteng, rahasia kelam keluarga pun terkuak.
Rumah itu ternyata dibangun di atas perjanjian gaib. Sang nenek melakukan sebuah ritual untuk menjaga kemakmuran keluarga, dan sebagai gantinya, rumah itu menuntut "penjaga" dari garis keturunannya untuk tinggal dan melanjutkan ritual tersebut.
Arwah yang menghantui mereka bukanlah arwah sang nenek, melainkan entitas penjaga perjanjian yang marah karena wasiatnya dilanggar.