Suara.com - Film Omniscient Reader: The Prophecy dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 30 Juli 2025.
Dibintangi Lee Min Ho dkk, film ini juga dapat disaksikan lebih awal pada 26 dan 27 Juli di bioskop tertentu.
Versi film dari webtoon populer Omniscient Reader's Viewpoint (ORV) ini menghadirkan adaptasi sinematik dari kisah penuh aksi dan fantasi pasca-apokaliptik yang telah memikat jutaan pembaca.
Namun, seperti halnya banyak adaptasi layar lebar lainnya, versi film dan webtoon ORV memiliki sejumlah perbedaan signifikan yang menarik untuk dicermati.
Penyederhanaan Alur dan Dunia Cerita

Salah satu perbedaan utama antara versi film dan webtoon terletak pada penyederhanaan alur cerita.
Webtoon ORV dikenal dengan narasi berlapis, pembangunan dunia (world-building) yang kompleks, serta dialog internal yang mendalam.
Film, dengan durasi terbatas sekitar dua jam, tak bisa memuat semua elemen tersebut.
Karena itu, sang penulis asli singNsong menegaskan bahwa versi film lebih menekankan penyampaian pesan inti ketimbang mendalami seluruh aspek dunia cerita.
Beberapa penggemar mungkin akan kehilangan detail-detail kecil yang membentuk nuansa ORV, tapi ini adalah kompromi yang wajar untuk mencapai kesan sinematik yang kuat.
Baca Juga: Review Vanguard: Aksi Spektakuler Jackie Chan di Tengah Kritik, Tayang Malam Ini di Indosiar
Perubahan Karakterisasi yang Mencolok

Beberapa karakter dalam film Omniscient Reader: The Prophecy mengalami modifikasi yang cukup mencolok.
Kim Dok Ja, protagonis utama, yang dikenal tenang dan penuh strategi di webtoon, justru digambarkan lebih emosional dalam film.
Sebaliknya, Yoo Joong Hyuk yang dalam versi asli digambarkan kejam dan dingin, tampil lebih humanis.
Transformasi ini kemungkinan ditujukan agar penonton lebih mudah berempati terhadap karakter dalam waktu yang singkat.
Salah satu perubahan yang paling disorot adalah karakter Lee Ji Hye yang diperankan oleh Jisoo BLACKPINK.
Di webtoon, Ji Hye menggunakan pedang dan terinspirasi dari tokoh sejarah Laksamana Yi Sun Shin.