Suara.com - Desainer kondang Ivan Gunawan memberikan jawaban menohok kepada netizen yang kerap mempersoalkan tato di tubuhnya dengan urusan ibadah.
Dengan tegas, ia membandingkan dirinya yang masih menjalankan salat meski memiliki tato, dengan orang lain yang mungkin tidak bertato namun juga tidak salat.
Pernyataan tajam ini dilontarkan Ivan Gunawan saat berbincang dengan Luna Maya dan Marianne Rumantir dalam podcast TS Talks.
Awalnya, perbincangan menyinggung soal pandangan masyarakat yang kerap menghakimi keyakinan seseorang hanya dari penampilan luarnya.
Ivan Gunawan mengaku sering mendapat komentar negatif yang menyebut ibadahnya tidak akan diterima karena tato.
Menanggapi hal itu, ia justru melontarkan pertanyaan filosofis kepada Luna Maya tentang kepastian setelah kematian.
Menurutnya, banyak orang hanya berpegang pada "katanya-katanya" tanpa pernah mengalami sendiri.
"Lo kan semuanya itu katanya. Lo udah pernah mati? Lo udah pernah ngalamin sampai di alam sono terus lo ngabarin ke kita?" ujar Ivan Gunawan.
Karena itu, desainer yang akrab disapa Igun ini memilih untuk berpegang pada apa yang ia yakini benar untuk dirinya sendiri.
Baca Juga: Luna Maya Klarifikasi Soal Paes di Akad Nikah yang Dianggap Tak Sesuai Pakem: Aku Minta Maaf
Ia lantas menyentil balik para penghujatnya dengan sebuah perbandingan yang tajam, yang juga ditujukan kepada Luna Maya.

"Nggak apa-apa lah gue ada tato, yang penting gue masih salat. Daripada lo, nggak ada tato, lo juga kagak salat," tegasnya.
Pria berusia 42 tahun ini juga mengungkap bahwa ia pernah mencoba menghapus salah satu tatonya di bagian leher, namun prosesnya terasa sangat menyakitkan.
Ia pun berkonsultasi dengan seorang ustaz yang ia percaya. Menurut sang ustaz, jika proses penghapusan tato itu menyakiti diri sendiri, lebih baik dihentikan.
"Kalau kamu sakit, kamu berhenti. Karena kamu sama aja menyakitkan diri kamu lagi," kata Ivan, menirukan nasihat ustaz tersebut.
Dari nasihat itu, Ivan Gunawan memutuskan untuk tidak lagi menambah tato baru dan menerima yang sudah ada sebagai bagian dari masa lalunya, sambil tetap fokus memperbaiki ibadahnya.