Suara.com - Baru-baru ini seorang warga Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bernama Eko menceritakan pengalamannya saat ia menerima teror sound horeg yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Sebelumnya Eko dan keluarganya melakukan protes aktivitas sound horeg yang digelar di desanya.
Merasa tak terima dengan protes tersebut, oknum tersebut lalu mulai melancarkan terornya.
Tak main-main, mereka dengan sengaja menyetel sound horeg dengan suara yang sangat keras selama berjam-jam, dari siang hingga malam.
Eko menceritakan bahwa sebelumnya, foto dia dan keluarganya disebar di komunitas sound horeg untuk memberitahukan bahwa ada warga yang protes terkait aktivitas sound horeg.
“Banyak sound-sound itu memang dengan sengaja pak. Foto kami itu disebar pak di antara mereka, bahwa ini loh yang menghambat keberadaan sound horeg itu,” kata Eko dikutip dari akun Instagram @bandung.banget pada Kamis, 31 Juli 2025.
Tak lama setelah fotonya tersebar, Eko dan keluarganya mulai mendapatkan teror dari oknum tersebut.
Dari siang hari, oknum tersebut sudah siap membawa perlengkapan sound horeg dan menempatkanya persis di depan rumah Eko.
Baca Juga: Dijuluki Penemu Sound Horeg, Thomas Alva Edi Sound Akhirnya Klarifikasi
“Setelah kejadian itu kita diteror pak. Jadi mulai sekitar jam 13.30 kalau enggak salah sampai jam 9 malam dia sampai di depan rumah,” kata Eko.
“Itu bahkan sound itu dihadapkan ke rumah, jadi mereka berusaha untuk menghadapkan sound itu di persis di depan rumah saya. Habis itu distel sekeras-kerasnya,” lanjutnya.
![Ilustrasi truk sound horeg dalam sebuah karnaval. [AI Imagen 4]](https://media.arkadia.me/v2/articles/rizkautamii/PY8jtqLWdlnF9k3rHIeu3BUymI7vb4Lk.png)
Saat itu, orangtua Eko diketahui sedang sakit. Eko juga mengaku sudah melapor ke Kepala Desa Kepung Ida Arief, namun ia tak mendapat respons.
Menurut Eko, warga di desa tersebut juga keberatan dengan aktivitas sound horeg. Mereka bahkan dikenakan iuran dari panitia hingga Rp500 ribu per kepala keluarga.
Sayangnya warga lainya merasa takut untuk memprotes hal tersebut. Warga yang merasa terganggu dangan aktivitas sound horeg memilih mengalah dengan mengungsi ke tempat lain.
Selain dipasangkan soud horeg di depan rumahnya, Eko juga mengaku bahwa foto ia dan istrinya disebar di komunitas sound horeg yang menyebabkan banyak warga memilih menjauh dari keluarganya.