Infografis
Suara.com - Dunia maya kembali riuh oleh aksi seorang politisi yang juga dikenal sebagai komedian, Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio.
Sebuah video parodi singkat yang diunggahnya melalui akun TikTok @ekopatriosuper, yang menampilkan dirinya berakting sebagai seorang DJ dengan musik sound horeg yang menghentak.
Tak disangka aksinya tersebut menyulut kontroversi baru yang lebih panas.
Alih-alih mengundang tawa, konten tersebut justru dianggap sebagai bentuk arogansi dan tantangan terhadap kritik publik yang sebelumnya dialamatkan kepadanya.
Tak ingin bola panas terus bergulir, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) itu akhirnya angkat bicara.
Eko menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf. Ia menegaskan bahwa tidak ada niat buruk sedikit pun di balik pembuatan video tersebut, apalagi sampai menantang masyarakat seperti yang dituduhkan.
"Nggak ada (maksud apa-apa). Malah jauh banget itu (tafsirnya)," ujar Eko dengan nada serius belum lama ini kepada awak media.
Menyadari bahwa aksinya telah melukai perasaan sebagian masyarakat, ia pun dengan rendah hati menyampaikan penyesalannya.
"Seandainya ada yang bagaimana-bagaimana, ya saya sebagai pribadi minta maaflah," tegasnya.
Baca Juga: Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Usut punya usut, video parodi ini ternyata merupakan buntut dari kontroversi sebelumnya yang terjadi di forum terhormat, Sidang Tahunan MPR 2025.
Kala itu, Eko Patrio bersama sejumlah anggota dewan lainnya tertangkap kamera asyik berjoget mengikuti irama lagu daerah Sajojo dan Gemu Fa Mi Re.
Aksi spontan tersebut menuai badai kritik di media sosial, di mana mereka dinilai tidak peka dan tidak menunjukkan empati terhadap kesulitan yang tengah dihadapi rakyat.
Niat hati ingin merespons gelombang kritik tersebut dengan gaya jenaka yang menjadi ciri khasnya, Eko justru membuat video parodi DJ.
Konten tersebut semakin memanaskan suasana karena disertai tulisan, "Biar jogednya lebih keren pakai sound ini aja," yang oleh warganet diartikan sebagai respons sarkastik dan menantang.
Eko meluruskan bahwa video tersebut dibuat dalam suasana yang sama sekali tidak politis. Momen itu direkam secara spontan saat acara internal pembubaran panitia perayaan 17 Agustus di partainya.
