Irene Umar juga membantah memberi bantuan finansial dan fasilitas promosi.
"Namun kami tidak memberikan bantuan finasial dan tidak memberikan fasilitas promosi. Apabila kurang jelas, feel free untuk ditanyakan ya. terima kasih untuk semangat teman-teman yang ingin industri animasi dan film untuk terus maju," tandasnya.
Kontroversi Film Merah Putih: One For All

Untuk diketahui, film Merah Putih: One For All memang tengah menjadi sorotan tajam warganet dan menuai kontroversi besar, bahkan sebelum resmi tayang.
Film Merah Putih: One for All yang digadang-gadang akan memeriahkan peringatan HUT ke 80 RI ini justru mendapat kritik pedas dari warganet.
Kualitas film Merah Putih: One for All dinilai jauh di bawah ekspektasi, terutama jika melihat anggaran produksinya yang fantastis.
Kritik utama yang menghujam film ‘Merah Putih: One for All’ berawal dari trailer yang dirilis.
Banyak warganet yang menyamakan visual film ‘Merah Putih: One for All’ dengan grafis game PlayStation 2 atau animasi lawas di awal tahun 2000-an.
Karakter-karakter di dalam film dinilai kaku, minim ekspresi, dan pergerakannya terasa tidak alami.
Selain itu, ada pula menyamakan film ini dengan 'tugas PPKn anak SMA' karena alur ceritanya yang dinilai klise.
Baca Juga: Wamenekraf Irene Umar: Edukasi Web3 Kunci Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
Kisah tentang anak-anak dari berbagai suku yang bersatu menyelamatkan bendera nasional dianggap kurang kreatif, terutama jika dibandingkan dengan narasi karya-karya animasi lokal lain yang lebih matang.
Kontributor : Anistya Yustika