Vokal Rafi dan Noni bersahut-sahutan, eksplosif namun tetap saling melengkapi, sehingga rasa-rasanya layak disebut sebagai dynamic duo.
Di tengah penampilan, terdengar suara lirih dari penonton yang berharap lagu “Mati Mati Aku Mati” segera dibawakan.
Harapan itu terwujud di penghujung konser, saat lagu tersebut dimainkan sebelum “Dekat, Sekat, Hakikat” menjadi penutup yang epik dan penuh resonansi emosional.
Lebih dari Sekadar Konser
Penampilan Tandem Madness di ARTJOG Stage bukan hanya soal musik, tapi juga soal keberanian menyampaikan pesan-pesan kompleks lewat medium yang dinamis.
Dengan visual yang eksperimental, narasi yang terstruktur, dan intensitas emosional yang tak biasa, mereka berhasil menjadikan konser ini sebagai ruang perenungan kolektif.
Konser ini membuktikan bahwa Tandem Madness bukan sekadar duo musik, melainkan seniman yang mampu menjembatani riuh dunia luar dengan renung batin terdalam, dan malam itu, mereka melakukannya dengan sangat ciamik.
![Tandem Madness Mengguncang ARTJOG Stage: Riuh, Renung, dan Resonansi Emosional. [Suara.com/Yohanes]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/11/97101-tandem-madness.jpg)
Tentang Album Di Antara Riuh & Renung
Sebagai informasi, Tandem Madness telah melepas album debut yang bertajuk “Di Antara Riuh & Renung” pada 11 April 2025.
Baca Juga: Gelar Konser di Jakarta, D.O Perkenalkan Album Barunya
Album ini bukan sekadar kumpulan lagu, melainkan sebuah narasi yang membawa pendengar ke dalam konflik batin antara riuh dan sunyi, antara luapan emosi dan refleksi batin yang tak terhindarkan.
Duo ini menghadirkan eksplorasi musik yang penuh lapisan, menggabungkan distorsi dan keheningan, harmoni yang dinamis, dan lirik yang menggambarkan pergulatan manusia dengan dunia dan dirinya sendiri.
Berbekal pendekatan konseptual yang kuat, “Di Antara Riuh & Renung” bergerak dalam dua spektrum: Riuh sebagai representasi keresahan dan perlawanan, serta Renung sebagai tempat di mana suara akhirnya menemukan makna.
“Di Antara Riuh & Renung” adalah album yang dikonstruksi seperti sebuah kisah yang berkembang dari awal hingga akhir.
Musik bukan sekadar nada, melainkan medium untuk menyampaikan emosi, kritik sosial, dan perjalanan introspektif.
Album ini memadukan elemen elektronik-rock progresif dan eksperimen sonik untuk menciptakan pengalaman mendengarkan yang bersifat sinematik dan teatrikal. Dari eksplosif hingga subtil, dari melodi yang agresif hingga atmosfer yang luas, setiap komposisi di dalamnya mengalir seperti bab dalam sebuah cerita yang lebih besar.