Suara.com - Panggung ARTJOG yang digelar pada Minggu, 10 Agustus 2025, menjadi saksi bagaimana Tandem Madness, duo elektronik-rock progresif yang digawangi oleh Noni Dju dan Rafi Daeng, menyulap ruang pertunjukan menjadi arena kontemplasi sekaligus ledakan energi.
Bertajuk Di Antara Riuh & Renung, konser ini bukan sekadar pertunjukan musik, melainkan pengalaman multisensori yang menggugah.
Tanpa Sekat, Penuh Intensitas
Sejak pukul 20.00 WIB, penonton telah memenuhi venue, menyambut set perdana yang dimulai tepat waktu.
Tanpa panggung tinggi atau pembatas, Tandem Madness tampil intim, nyaris menyatu dengan para penggemarnya.
Interaksi yang cair dan atmosfer yang hangat membuat konser ini terasa seperti ritual bersama, bukan sekadar tontonan.
![Tandem Madness Mengguncang ARTJOG Stage: Riuh, Renung, dan Resonansi Emosional. [Suara.com/Yohanes]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/11/98662-tandem-madness.jpg)
Konsep “Riuh & Renung”: Dua Kutub yang Menyatu
Konser ini mengusung narasi dari album terbaru mereka, yang dibagi dalam dua segmen tematik: Riuh dan Renung.
Lagu-lagu dari segmen Riuh seperti “Gelisah Semesta” dan “Distimia” menggambarkan ketegangan sosial, krisis lingkungan, dan keretakan komunitas.
Baca Juga: Gelar Konser di Jakarta, D.O Perkenalkan Album Barunya
Distorsi gitar dan beat elektronik yang menghentak menciptakan lanskap sonik yang menggugah.
Sebaliknya, segmen Renung membawa penonton ke ruang batin yang lebih sunyi dan reflektif. Lagu-lagu seperti “Penumbra” dan “Cublak Cublak Suweng” menyentuh tema luka pribadi, dendam, dan ilusi keintiman.
Narasi visual yang eksperimental dan storyline yang disisipkan di antara lagu-lagu membuat transisi antar segmen terasa organik dan mendalam.
Setlist yang Terstruktur, Eksekusi yang Brilian
Tandem Madness membawakan hampir seluruh lagu dari album secara urut, sebuah keputusan yang jarang dilakukan dalam konser langsung.
Tembang pembuka “Manusia” tampil gahar sekaligus elegan, menjadi gerbang menuju dunia sonik yang mereka bangun malam itu.