Suara.com - Tiga tahun setelah dunia dikejutkan oleh transformasi Bob Odenkirk dari pengacara licik di Better Call Saul menjadi mesin pembunuh dalam film Nobody, Hutch Mansell akhirnya kembali.
Sekuel yang sangat dinanti, Nobody 2, kini sudah tayang di bioskop tanah air sejak kemarin Rabu 13 Agustus 2025. Sedangkan di Amerika bakal tayang di bioskop pekan ini.
Dikutip dari theguardian.com, No Body 2 menjawab satu pertanyaan besar, apakah keajaiban brutal film pertamanya bisa terulang?
Nobody 2 tidak membuang waktu untuk basa-basi. Film ini dibuka dengan Hutch yang tampaknya berhasil kembali ke kehidupan pinggiran kota yang tenang.
Ia memanggang burger, membuang sampah, dan menyapa tetangganya dengan canggung. Namun, ketenangan itu hanyalah fasad tipis yang siap terkoyak kapan saja.
Ketika sisa-sisa sindikat kejahatan dari film pertama datang untuk menuntut balas, Hutch terpaksa melepaskan kembali sisi liarnya, dan kali ini, ia tidak sendirian.
Daya tarik utama film ini, sama seperti pendahulunya, adalah sekuen aksinya yang luar biasa inventif dan brutal.
Jika film pertama memberi kita adegan pertarungan di dalam bus yang ikonik, Nobody 2 menaikkan taruhannya dengan pertarungan tanpa henti di sebuah toko perkakas rumah tangga.
Adegan ini adalah sebuah mahakarya koreografi kekerasan, di mana setiap palu, bor, hingga pemotong rumput menjadi senjata mematikan di tangan Hutch.
Baca Juga: Nobody 2: Misi Rahasia Brutal di Balik Liburan Keluarga: Sentuhan Magis Timo Tjahjanto
Sutradara berhasil membuat setiap pukulan dan benturan terasa nyata, menyakitkan, sekaligus sangat menghibur.
Namun, di tengah pesta pora kekerasan tersebut, Bob Odenkirk sekali lagi adalah jiwa dari film ini.
Ia kembali memerankan Hutch dengan keahlian yang memesona. Di satu sisi, ia adalah seorang ayah dan suami paruh baya yang lelah dengan dunia di sisi lain, ia adalah predator mematikan dengan tatapan dingin.
Kemampuan Odenkirk untuk beralih antara dua persona ini secara mulus adalah alasan utama mengapa karakter Hutch begitu dicintai.

Penonton percaya bahwa pria biasa ini mampu melumpuhkan selusin penjahat seorang diri.
Tentu, jangan mencari narasi yang kompleks atau pengembangan karakter yang mendalam di sini.