Suara.com - Di tengah gemerlap industri hiburan Tanah Air, nama Mahendra Adhar semakin bersinar.
Aktor muda yang tengah naik daun berkat perannya di berbagai sinetron dan FTV ini ternyata menyimpan kecintaan mendalam terhadap budaya dan kuliner tanah kelahirannya, Aceh.
Bagi cowok yang biasa disapa Mahend ini, hidangan khas Serambi Mekkah bukan sekadar makanan, melainkan juga obat rindu dan bagian tak terpisahkan dari identitasnya sebagai putra Aceh.
Lahir dan dibesarkan di Lhokseumawe, Aceh Utara, Mahendra Adhar memiliki ikatan kuat dengan cita rasa masakan Aceh.
![Mahendra Adhar mengaku senang berburu kuliner Aceh, sekaligus menghilangkan rindu terhadap kampung halaman. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/25/49246-mahendra-adhar.jpg)
Meskipun kini disibukkan dengan jadwal syuting yang padat di Jakarta, ia tak pernah melewatkan kesempatan untuk berburu kuliner favoritnya.
"Dalam seminggu bisa empat hingga lima kali aku cari kuliner Aceh. Rasanya bikin kangen masa kecil, apalagi Mie Aceh dan Timphan, itu favoritku sejak kecil," kata Mahendra saat ditemui di sela-sela kesibukannya.
Nostalgia Rasa di Jantung Ibu Kota
Baru-baru ini, bintang sinetron Saleha dan Magic 5 ini terlihat mengunjungi sebuah kedai Mie Aceh populer di kawasan Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Tanpa ragu, ia langsung memesan dua menu andalannya: Mie Aceh goreng dan kue Timphan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Prabowo Usulkan Referendum Aceh dan Papua Barat ke PBB
Dua hidangan inilah yang selalu berhasil membawanya kembali ke kenangan masa kecil di kampung halaman.
![Mahendra Adhar mengaku senang berburu kuliner Aceh, sekaligus menghilangkan rindu terhadap kampung halaman. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/25/50972-mahendra-adhar.jpg)
Menurutnya, kekayaan rempah adalah kunci utama kelezatan Mie Aceh.
"Aku paling suka Mie Aceh karena rempahnya terasa banget. Walaupun belum ada yang rasanya persis seperti di Aceh, tapi tetap jadi obat rindu masa kecilku. Mungkin disesuaikan dengan lidah Jakarta," ujarnya.
Selain hidangan utama, segelas kopi khas Aceh juga menjadi pelengkap wajib dalam setiap sesi kulinerannya.
Mahendra turut mengapresiasi semakin populernya restoran Aceh di kalangan anak muda Jakarta. Baginya, ini adalah pertanda baik bagi masa depan kuliner daerah.
"Tempatnya nyaman, menunya terjangkau, dan jadi tempat nongkrong yang asyik. Aku berharap kuliner Aceh bisa go nasional bahkan internasional, seperti masakan Padang yang sudah ada di mana-mana," tuturnya penuh harap.