Perceraian Arhan-Azizah, Ujian Berat Hubungan Simbiosis Antara Sepak Bola, Politik dan Influencer?

Andi Ahmad S Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 18:08 WIB
Perceraian Arhan-Azizah, Ujian Berat Hubungan Simbiosis Antara Sepak Bola, Politik dan Influencer?
Andre Rosiade, Pratama Arhan dan Azizah Salsha. [instagram]

Suara.com - Gugatan cerai yang dilayangkan Pratama Arhan terhadap Azizah Salsha pada Senin (25/8/2025) adalah lebih dari sekadar berita hiburan.

Jika kita menarik diri dari riuhnya komentar netizen, peristiwa ini adalah sebuah studi kasus yang gamblang tentang bagaimana pernikahan di era modern telah berevolusi menjadi sebuah aliansi strategis sebuah persimpangan antara tiga kekuatan besar.

Ketiga itu yakni popularitas atlet, jangkauan influencer, dan pengaruh politik.

Perceraian mereka bukanlah kegagalan personal semata, melainkan sinyal berakhirnya sebuah "simbiosis mutualisme" yang selama dua tahun terakhir telah menguntungkan semua pihak yang terlibat.

Publik, dengan celetukan tajamnya seperti "habis kontrak," mungkin secara tidak sadar telah menangkap esensi dari hubungan ini.

Untuk memahaminya, kita perlu membedah pernikahan ini sebagai penyatuan tiga entitas, bukan hanya dua individu:

Kekuatan Atlet (Pratama Arhan): Sebagai pahlawan sepak bola nasional, Arhan memiliki basis penggemar yang luar biasa loyal.

Pernikahannya dengan Azizah memberinya citra "family man" yang matang, memperluas daya tariknya di luar lapangan hijau dan membuka pintu endorsement produk-produk keluarga.

Cerita Lengkap Arhan–Azizah: Dua Tahun Pernikahan, Banyak Drama, Kini Cerai [Instagram]
Cerita Lengkap Arhan–Azizah: Dua Tahun Pernikahan, Banyak Drama, Kini Cerai [Instagram]

Popularitasnya melambung, tidak hanya sebagai atlet, tapi sebagai figur publik.

Baca Juga: Cerita Lengkap Arhan-Azizah: Dua Tahun Nikah, Banyak Drama, Kini Cerai

Kekuatan Influencer (Azizah Salsha): Sebagai seorang selebgram, Azizah memiliki pengaruh di kalangan generasi muda.

Menikah dengan Arhan memberinya lonjakan popularitas yang eksponensial. Statusnya sebagai "WAGs" (Wives and Girlfriends) primadona timnas membuatnya menjadi sorotan utama, meningkatkan nilai jual dan engagement rate-nya secara drastis.

Kekuatan Politik (Andre Rosiade): Sebagai ayah Azizah, politisi senior ini mendapat "bonus" citra yang signifikan.

Kedekatannya dengan dunia olahraga dan generasi muda melalui menantunya memberinya soft power yang tidak bisa dibeli.

Namanya menjadi lebih akrab di telinga publik yang mungkin sebelumnya apolitis, menciptakan citra politisi yang modern dan relevan.

Selama dua tahun, aliansi ini berjalan sempurna. Setiap pihak mendapatkan keuntungan. Popularitas mereka saling membesarkan dalam sebuah siklus yang tampak tak akan berhenti.

Azizah Salsa Nongol di Akun Piala Presiden dan PSSI. (Instagram)
Azizah Salsa Nongol di Akun Piala Presiden dan PSSI. (Instagram)

'Habis Kontrak': Spekulasi Publik atau Cerminan Realitas?

Komentar netizen yang menyebut "habis kontrak" mungkin terdengar sinis, namun itu adalah cerminan dari skeptisisme publik terhadap otentisitas hubungan di era "branding".

Publik semakin cerdas melihat bahwa banyak hubungan selebritas berfungsi layaknya co-branding—dua merek yang berkolaborasi untuk meningkatkan nilai pasar.

Dalam konteks ini, "kontrak" tidak harus berarti perjanjian tertulis. Ini bisa berupa kesepakatan tak terucap bahwa aliansi ini akan berjalan selama masih saling menguntungkan.

Gugatan cerai ini bisa diartikan bahwa salah satu atau kedua belah pihak merasa "investasi" personal yang mereka keluarkan tidak lagi sepadan dengan "keuntungan" citra yang didapat.

Masalah terbesar dari pernikahan yang dibangun di atas fondasi aliansi strategis adalah tekanannya yang luar biasa.

Andre Rosiade siap kirim penyebar fitnah Azizah Salsha ke penjara. [instagram]
Andre Rosiade siap kirim penyebar fitnah Azizah Salsha ke penjara. [instagram]

Keduanya dituntut untuk terus-menerus menampilkan citra pasangan idola di depan publik. Setiap interaksi menjadi konten, setiap momen menjadi bahan penilaian.

Pada akhirnya, realitas hubungan personal tidak bisa selamanya ditutupi oleh polesan branding. Ketika fondasi emosionalnya rapuh, tekanan untuk terus "berakting" menjadi tak tertahankan.

Gugatan cerai ini menjadi bukti bahwa sekuat apa pun sebuah aliansi strategis dibangun, ia tetap rentan jika tidak ditopang oleh ikatan personal yang tulus dan kuat.

Perpisahan ini menandai berakhirnya sebuah "proyek" yang sangat sukses, namun sekaligus menjadi pengingat pahit tentang biaya personal di balik gemerlapnya citra.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?