Suara.com - Di usianya yang ke-71, saat banyak aktor seusianya menikmati masa pensiun, legenda film aksi Jackie Chan justru menorehkan babak baru yang gemilang dalam kariernya.
Momen ini ditandai dengan dua peristiwa besar dari penganugerahan Lifetime Achievement Award di Festival Film Internasional Locarno ke-78 di Swiss, dan ledakan tak terduga dari film terbarunya, The Shadow's Edge, yang kini merajai box office.
Kebangkitan ini terasa begitu manis, terutama setelah melewati satu dekade yang penuh tantangan.
Pernah menjadi raja sinema Asia yang tak terbantahkan, beberapa tahun terakhir Jackie Chan seolah kehilangan sentuhan magisnya.
Serangkaian proyek seperti Kung Fu Yoga, Vanguard, hingga Karate Kid Legends gagal memikat hati penonton dan kritikus.
Ia dianggap terlalu berpegang teguh pada formula nostalgia, membuatnya kesulitan terhubung dengan audiens yang lebih muda.

"Dari seorang pemeran pengganti yang tidak dikenal yang bekerja hanya demi makan, hingga seseorang yang filmnya telah ditonton di seluruh dunia, saya selalu berpegang pada satu keyakinan memberikan yang terbaik di setiap adegan," ujar Chan dalam sebuah wawancara, dilansir dari MovieWeb.
Keyakinan itulah yang kini terbayar lunas. Narasi keterpurukan itu hancur berkeping-keping berkat The Shadow's Edge.
Film ini tak hanya sukses, tetapi meraup Rp193 miliar hanya dari pemutaran awal, pendapatannya meroket melampaui Rp454 miliar di minggu pertama, dan terus melesat hingga menembus Rp890 miliar hanya dalam tujuh hari penayangan.
Baca Juga: 5 Film Baru Sambut Akhir Pekan, Ada Pretty Crazy hingga Materialist
Film ini bahkan sukses menggulingkan dominasi film animasi blockbuster Little Monster of Langlang Mountain.
Para analis memprediksi angkanya bisa terus menanjak hingga melampaui Rp 2 triliun, sebuah pencapaian yang akan mengamankannya di jajaran film terlaris Tiongkok tahun 2025.
Film ini menyajikan pertarungan klasik antara kecerdasan old-school melawan kejahatan high-tech.
Ceritanya berpusat pada Wong Tak Chung (Jackie Chan), seorang mantan detektif legendaris yang terpaksa kembali dari masa pensiun untuk membantu polisi lokal yang kewalahan menghadapi geng pencuri super canggih.

Berduet dengan Ho Qiuguo (Zifeng Zhang), seorang agen muda yang cerdas, mereka terlibat dalam permainan kucing-kucingan yang menegangkan.
Yang membuat film ini semakin menarik adalah statusnya sebagai remake dari film thriller Hong Kong rilisan 2007, Eye in the Sky, yang kala itu dibintangi Tony Leung.