Infografis
- Uya Kuya membantah kabar kabur ke luar negeri, menegaskan bahwa dirinya masih berada di Jakarta.
- Isu pelarian muncul setelah video di bandara viral, namun Uya menyebut hal itu sebagai narasi menyesatkan di media sosial.
- Ia mengimbau publik untuk cek fakta, dan tidak langsung percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
Suara.com - Uya Kuya buka suara soal isu dirinya kabur ke luar negeri setelah rumahnya dijarah warga pada Sabtu, 30 Agustus 2025 lalu. Gosip tersebut sempat ramai di media sosial dan membuat warganet bertanya-tanya soal keberadaan sang pesohor.
Lelaki yang kini sudah dinonaktifkan dari posisinya sebagai anggota DPR tersebut dengan tegas membantah kabar dirinya melarikan diri. Uya menegaskan masih berada di Indonesia, tepatnya di Jakarta.
"Alhamdulillah, saya merasa dianggap. Maksudnya gini, sebaiknya, kita jangan terlalu terbawa sama narasi-narasi yang ada di sosial media. Dicek dulu bener nggak faktanya," kata Uya Kuya, dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi, Senin, 1 September 2025.
"Tapi kalau saya pribadi, saya di Jakarta kok. Dan enggak ke mana-mana gitu," ucapnya menyambung.
Isu Uya Kuya kabur mencuat setelah beredar video di Instagram yang menampilkan suami Astrid Kuya tersebut berada di sebuah bandara.
Dalam rekaman tersebut, dia terlihat mengenakan pakaian serba putih, membawa koper, serta tampak sibuk berbicara lewat telepon.
Video itu kemudian diberi narasi bahwa Uya hendak meninggalkan Tanah Air usai dirinya jadi sorotan karena berjoget saat isu kenaikan gaji dan tunjangan DPR mencuat.
"Uya Kuya sudah di bandara kabur ke luar negeri," tulis akun @pembasmi.kehaluan.real yang mengunggah cuplikan tersebut.
Kabar Uya kabur berbarengan dengan tragedi penjarahan di rumahnya di kawasan Jakarta Timur. Kediaman Uya diserbu oknum warga beberapa waktu lalu. Peristiwa itu diduga dipicu kekecewaan publik terhadap sikapnya sebagai wakil rakyat.
Baca Juga: PAN Beri Sanksi Keras! Eko Patrio dan Uya Kuya Didepak dari Kursi DPR
Meski begitu, Uya menegaskan dirinya tetap berada di Jakarta dan meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan narasi liar di media sosial.
