- Kunto Aji sebut demo besar-besaran hasil dari keresahan yang lama terpendam
- Kunto Aji sentil musisi yang belum bersuara
- Kunto Aji berencana kembali turun ke jalan
Suara.com - Musisi Kunto Aji ikut menanggapi dinamika politik yang belakangan memicu aksi demonstrasi di sejumlah daerah.
Ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Senin, 1 September 2025, pelantun Rehat ini menilai keresahan publik sudah lama terpendam hingga akhirnya meledak dalam bentuk aksi turun ke jalan.
"Keresahannya sudah menggunung sih istilahnya. Kita semua sudah merasakan selama bertahun-tahun ini pejabat bisa ngomong apapun tanpa konsekuensi, seolah-olah 'ya gue gini, terus kalian bisa apa?' Itu gestur yang kita alami bertahun-tahun, jadi meledaklah pada tanggal 25 kemarin," kata Kunto Aji kepada awak media.
![Kunto Aji ikut berkomentar soal polisi menangkap lima pejudi online gara-gara aksinya membuat rugi bandar judi. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/06/87262-kunto-aji.jpg)
Sang penyanyi juga menyinggung soal kabar sejumlah anggota DPR yang dinonaktifkan, tiga di antaranya berasal dari kalangan artis.
Menurutnya, status publik figur tidak bisa menjadi pembeda jika sudah menyandang predikat wakil rakyat.
"Konsekuensi dengan apa yang mereka perbuat, mau itu artis mau itu siapa, sama aja sebenarnya. Sudah jadi anggota dewan ya jadi anggota dewan," tegasnya.
Kunto Aji turut menyoroti rekan-rekan musisi yang dinilai masih enggan bersuara lantang terkait situasi politik.
Dia menekankan bahwa seniman punya kompas moral yang seharusnya membuat mereka terdorong untuk ikut menyuarakan keresahan publik.
"Ada beberapa yang masih takut-takut. Padahal kita nggak akan kehilangan pekerjaan, enggak akan kehilangan pendengar. Pemerintahan selalu silih berganti, jadi jangan takut. Publik figur terutama di kesenian, ada moral kompasnya, masa sih itu tidak tergerak?" ucap Kunto.
Baca Juga: Ada Permainan di Balik TikTok? Sosok Ini Ungkap Kecurigaan ke Meutya Hafid

Terkait rencana aksi lanjutan, Kunto Aji tidak menutup kemungkinan untuk kembali turun ke jalan. Namun, dia menegaskan setiap langkah harus diukur dengan situasi di lapangan.
"Pengin sih, pengin dari kemarin. Cuma saya selalu update kondisi di lapangan seperti apa. Kita ingin menyuarakan tapi harus terukur lah. Kalau apakah nanti akan turun, sangat mungkin," ungkapnya.
Seperti diketahui, sejak 25 Agustus 2025 lalu ribuan mahasiswa dan warga di berbagai kota melakukan demonstrasi menolak isu tunjangan DPR yang disebutkan akan naik serta ucapan-ucapan para anggota dewan yang dinilai merendahkan rakyat.