- Zarry Hendrik terang-terang sebut chat tawaran buzzer pemerintah rekayasa
- Zarry Hendrik heran kenapa ia tak dapat tawaran tersebut
- Bobon Santoso mengaku akan menerima tawaran jadi buzzer
Suara.com - Jerome Polin yang mengaku mendapat tawaran jadi buzzer aksi damai 1 September 2025 senilai Rp150 juta mendapat sanggahan dari Zarry Hendrik.
Penulis buku "Titik Lemah" tersebut rupanya memiliki kecurigaan bahwa Jerome Polin dan sejumlah influencer membuat itu semua sendiri.
"Buat influencers yang udah post, gue nggak mau mikir, itu chat lu bikin sendiri. Tapi please, cek and ricek lagi," tulis Zarry di caption unggahannya pada Selasa, 2 September 2025.
Zarry Hendrik lantas meminta kontak orang yang menawarkan buzzer bernilai fantastis itu.
"Dan kalo nggak merepotkan, mau dong tahu itu dari siapa. Apa bener-bener valid?" lanjut Zarry.
Apabila valid, Zarry Hendrik mengajak para influencer untuk menyambangi 'instansi' buzzer itu beramai-ramai.
"Karena setahu gue lu smart, IQ di atas rata-rata juga mungkin," tandas Zarry yang diyakini menyentil Jerome Polin meski tidak menyebutkan nama.
Sebenarnya bukan hanya Jerome Polin saja yang membagikan chat WhatsApp bukti penawaran menjadi buzzer.
Baca Juga: 4 Hari Lalu Jerome Polin Spill Buzzer Pemerintah Bakal Bergerak, Marissya Icha Kini Puji Prabowo
Hanya saja Jerome yang punya followers lebih dari 9 juta memiliki dampak paling besar.
Dalam unggahannya di Instagram tersebut, Zarry Hendrik sekaligus membagikan foto yang berisi tulisannya tentang buzzer.
Zarry menantang pemberi tawaran buzzer Jerome Polin dan beberapa influencer lainnya untuk memberinya pekerjaan serupa.
"Apa akun gue kurang memenuhi syarat?" tanya Zarry Hendrik.
Diakui Zarry Hendrik, ia jarang membagikan postingan dengan bahasa mendesak penuh urgensi.
Narasi yang dituliskan Zarry pun tidak hitam putih. Selain itu, followers Instagram-nya tak sampai 200 ribu.
"Nggak masuk list ya?" tanyanya lagi.
Padahal Zarry Hendrik merasa selalu mendukung Presiden Prabowo.
Apabila miliknya terlalu kecil, Zarry menawarkan akun Bobon Santoso yang punya lebih dari 3 juta followers.
"Akun gede, pengaruh oke, muka presiden dia pin feed, nggak masuk juga? Perasaan yang lu kontak kayak yang udah jelas-jelas menolak," sentil Zarry.
Karakteristik akun yang mendapatkan tawaran buzzer Rp150 juta membuat Zarry Hendrik sangat penasaran.
Karena tak menemukan jawaban, Zarry jadi curiga chat itu disebarkan agar semua yang memposting pesan perdamaian dianggap buzzer.
"Jangan bikin gue mikir tawaran lu fiktif ya. Bukan strategi biar publik marah dan komen-komenin 'cair' biar 'pesan damai' jadi nggak relevan?" tandasnya.

Hingga berita ini ditulis, Jerome Polin belum menanggapi pertanyaan Zarry Hendrik meski aktif menggunakan Instagram.
Sementara itu, Bobon Santoso yang disebut-sebut Zarry mengaku tidak mendapatkan tawaran buzzer.
Bobon menanggapinya sambil membagikan momen para pengendara ojek online alias ojol melakukan aksi damai dengan polisi dan TNI.
Bobon mengaku tak akan menolak tawaran buzzer tersebut karena nilainya cukup besar.
"Mana yang tawarin 150 juta buat seruan damai? Gue ambil 10 video deh. Mayan 1,5 miliar buat masak di Papua," tulis Bobon di waktu yang bersamaan dengan postingan Zarry Hendrik.
Menanggapi postingan Zarry Hendrik, warganet pro kontra. Zarry dinilai tidak dipilih untuk jadi buzzer karena akunnya sudah terlalu pro Presiden Prabowo.
"Kepikiran juga sih, bisa serentak gitu yang capture-capture," komentar akun @adietakb***.
"Kan lu jelas-jelas pendukung prabowo ngapain juga bayar lu bang," sahut akun @revarahay***.
"Ada banyak kemungkinan, salah satunya ya karena lu udah Prabowo banget, ngapain bayar lu lagi. Masuk akal aja kalo yg ditawarin yang berseberangan, supaya persepsi followernya bisa berubah," balas akun @vicky_makhasa***.
Mengenai Zarry Hendrik 'dekat' dengan Presiden Prabowo bukanlah hal yang baru lagi.
Bahkan belum lama ini, Oki Rengga juga meminta Zarry menyampaikan pesan 17+8 yang diusung para demonstran kepada Presiden Prabowo secara langsung.
Kontributor : Neressa Prahastiwi