Warna pink dalam gerakan ini dikenal dengan sebutan "Brave Pink" yang melambangkan keberanian lahir dari kasih sayang, terinspirasi dari sosok ibu berkerudung pink bernama Ana.
Ibu Ana menjadi simbol perlawanan setelah terekam berdiri di garis depan saat demonstrasi 28 Agustus 2025 di depan Gedung DPR, tetap lantang berorasi meski diselimuti gas air mata.
Sosok ibu tersebut menjadikan kerudung pink yang dia kenakan sebagai simbol keberanian rakyat kecil untuk menolak tunduk pada ketakutan.
Sementara warna hijau dalam gerakan ini dimaknai sebagai "Hero Green" atau harapan dari pengorbanan rakyat kecil yang gugur dalam perjuangan.
Makna hijau ini muncul setelah Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, tewas tertabrak kendaraan taktis aparat ketika sedang mengantarkan pesanan di tengah kericuhan demonstrasi.

Jaket dan helm hijau yang dikenakan Affan kemudian menjadi simbol duka dan pengingat akan pengorbanan rakyat kecil dalam memperjuangkan keadilan.
Dengan demikian, kombinasi warna pink dan hijau bukan sekadar tren, melainkan simbol perjuangan rakyat yang lahir dari keberanian, kasih sayang, harapan, dan pengorbanan.
Namun keikutsertaan Erina Gudono dalam gerakan ini justru dianggap kontradiktif oleh banyak pihak karena statusnya sebagai bagian dari keluarga elite politik yang sedang dituntut rakyat.
Banyak warganet menilai bahwa postingan Erina tidak menyentuh substansi tuntutan, melainkan hanya menjadi bagian dari performa simbolis tanpa aksi nyata.
Baca Juga: PSI Bongkar Upaya Adu Domba Jokowi-Prabowo: Dalang di Balik Kerusuhan Terungkap?
Serangan komentar pun terus berdatangan di berbagai platform, menjadikan nama Erina Gudono trending di jagat maya.
Kritik itu memperlihatkan jarak yang semakin lebar antara suara rakyat di jalanan dengan sikap keluarga pejabat yang memilih berekspresi melalui media sosial.
Kontributor : Chusnul Chotimah