"Dia bahkan kalau ditanyai apa itu mineral pasti jawabannya, 'yang ada manis-maninya'," kata seorang warganet menyindir.
"Rasanya aneh banget sih, kalau kita diwakili oleh mereka mereka yang memang enggak punya ilmunya di sana. Yang milih pasti dapat serangan fajar tapi yang kena semuanya," komentar warganet lainnya.
"Saya juga enggak pernah lolos jadi dosen gara-gara S2-nya enggak linier. Padahal saya praktisi di bidang keuangan, analis di sekuritas. Sekeeeetat itu loh seleksi jadi dosen. Lah ini, nggak pakai S1 langsung di bidang riset dan teknologi. Sungguh lucu negara ini," imbuh warganet lain yang merasa tidak adil.
Hingga berita ini diunggah, postingan tersebut terus menuai ribuan komentar dan dibagikan ulang di berbagai platform, menunjukkan bahwa isu kualifikasi dan kompetensi pejabat publik masih menjadi perhatian serius bagi masyarakat Indonesia.