- Bahaya menjadi people pleaser bisa merugikan diri dan pasangan.
- Siapkan mental dan jangan bawa trauma masa lalu ke pernikahan.
- Pernikahan adalah kerja tim, penting cari kesamaan bahasa cinta.
Suara.com - Enzy Storia mengaku belajar banyak soal pernikahan setelah bermain di film terbarunya, Yakin Nikah. Ia membagikan pelajaran penting, terutama soal mengenal diri sendiri sebelum menjadi seorang istri.
Enzy Storia menerangkan, pelajaran yang sangat penting adalah bahaya menjadi people pleaser.
"Memang kadang-kadang kalau kita people pleaser itu selalu berusaha menyenangkan orang lain, tapi kadang-kadang kita nggak bisa jujur sama diri kita," ujar Enzy Storia dalam konferensi pers di Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa, 9 September 2025.
Enzy Storia menjelaskan, sifat seperti itu justru bisa merugikan diri sendiri dan tanpa sadar menyakiti orang terdekat, termasuk pasangan.
"Jadi kayak, ya nggak mengenal diri kita sendiri yang akhirnya sok-sok mau menyenangkan orang. Padahal ujung-ujungnya nyakitin orang di sekitar kita," sambungnya.
Dari perannya di film, artis 32 tahun ini jadi sadar pentingnya siap mental sebelum menikah. Ia berpesan agar tidak membawa masalah pribadi atau masa lalu ke dalam hubungan.
![Maxime Bouttier, Enzy Storia dan Jourdy Pranata ditemui di Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa, 9 September 2025. [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/09/87907-maxime-bouttier-enzy-storia-dan-jourdy-pranata.jpg)
"Jadi kayak aku belajar, 'Oh, kalau mau menikah itu memang kita harus kenal sama diri kita dulu'," kata Enzy Storia.
"Jangan bawa trauma, jangan bawa isu-isu diri kita sendiri ke pasangan kita," tegas host Tonight Show ini.
Bagi Enzy Storia, pernikahan adalah kerja sama tim yang harus solid.
Baca Juga: Jourdy Pranata Ungkap Alasan Anak Muda Zaman Sekarang Takut Nikah: Belum Kenal Diri Sendiri
"Karena kan yang namanya nikah itu kan teamwork ya," tambahnya.
Terakhir, Enzy juga menekankan pentingnya mencari pasangan dengan "bahasa cinta" yang sama. Bukan hanya melihat dari sisi materi atau perasaan sesaat.
"Dari film ini aku belajar tentang relationship. Gimana kita bisa mencari yang memang pas bahasa cintanya sama kita. Karena bukan cuma dilihat dari materi, tapi apa sih yang dibutuhkan tiap orang itu beda-beda," pungkasnya.