Bali Dilanda Banjir, Nana Mirdad Sentil Pemprov Kelola Uang Pajak dengan Benar

Kamis, 11 September 2025 | 16:55 WIB
Bali Dilanda Banjir, Nana Mirdad Sentil Pemprov Kelola Uang Pajak dengan Benar
Andrew White dan Nana Mirdad (Instagram/andrew.white._)
Baca 10 detik

Suara.com - Aktris Nana Mirdad kembali menyuarakan kepeduliannya atas banjir besar yang melanda Bali pada Rabu, 10 September 2025.

Melalui unggahan di Instagram Story, putri Jamal Mirdad dan Lydia Kandou tersebut tak hanya menyampaikan duka, tetapi juga mengkritisi peran pemerintah dalam menghadapi bencana.

Evakuasi korban banjir di Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (10/9/2025) (istimewa)
Evakuasi korban banjir di Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (10/9/2025) (istimewa)

Dalam tulisannya, Nana Mirdad menyoroti banyaknya korban yang jatuh akibat banjir.

"Nonton di TV sampai saat ini kalau enggak salah sudah 14 orang meninggal dan dua hilang," tulis Nana Mirdad pada Kamis, 11 September 2025.

Ibu dua anak tersebut menegaskan bahwa hujan deras memang menjadi ranah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memberikan peringatan dini.

Namun menurutnya, tanggung jawab terbesar ada pada pemerintah daerah, terutama dalam mengelola perizinan dan tata kota dengan memanfaatkan pajak masyarakat.

"BMKG memang tugasnya memperingati cuaca ekstrim. Kalau pemprov Bali, dinas perizinan dan tata kota tugasnya memberikan pertahanan yang baik terhadap cuaca-cuaca ekstrem ini salah satunya dengan mengelola uang pajak kita dengan benar dan serius dalam menangani perizinan," tegasnya.

Nana juga mengingatkan bahwa bencana ini bukan sekadar soal cuaca, melainkan lemahnya kesiapan infrastruktur. Selama 15 tahun tinggal di Bali, dia merasakan banjir semakin parah dari tahun ke tahun.

Petugas mengevakuasi wisatawan mancanegara yang terjebak banjir di kawasan Kuta, Badung, Bali, Rabu (10/9/2025). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym]
Petugas mengevakuasi wisatawan mancanegara yang terjebak banjir di kawasan Kuta, Badung, Bali, Rabu (10/9/2025). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym]

"So far 15 tahun di Bali dan berasa banget setiap tahun banjir semakin parah dan puncak sampai memakan korban jiwa sebanyak ini ya baru sekarang. Ini tandanya kesiapan infrastruktur kita terlalu terbengkalai bahkan dibandingkan tahun-tahun lalu," ungkap Nana.

Baca Juga: 4 Tewas, Ini Daftar Nama-nama Korban Hilang usai Bali Diterjang Banjir Dahsyat!

Selain itu, ibu dua anak ini menilai fasilitas penanganan sampah di Bali masih jauh dari standar, padahal kebersihan adalah tanggung jawab bersama.

"Memang kebersihan sampah tanggung jawab semua warga, tapi kita juga berhak mendapatkan fasilitas penanganan sampah yang memadai. Saat ini masih sangat jauh dari standard," ucapnya.

"Butuh berapa kali hujan deras lagi untuk menenggelamkan lebih banyak nyawa kalau ini tidak segera dicarikan solusinya," imbuh Nana Mirdad.

Sebelumnya, banjir yang dipicu hujan deras ekstrem melanda sejumlah wilayah Bali, mulai Denpasar, Gianyar, hingga Jembrana.

Sedikitnya 14 orang meninggal dunia, dua orang dinyatakan hilang, sementara ratusan warga dievakuasi. Infrastruktur utama, termasuk jalur Denpasar–Gilimanuk, sempat lumpuh akibat longsor dan genangan tinggi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI