Meski mendapat pembelaan dari Mahfud, reaksi publik di media sosial terbelah.
Sebagian warganet mengapresiasi keberanian Saraswati untuk mundur, menganggapnya sebagai contoh pejabat yang bertanggung jawab.
Namun, tidak sedikit yang melontarkan kritik tajam, menyoroti isu privilese dan nepotisme yang dianggap melekat pada dirinya.

"Pak, banyak seumuran dia yang jauh lebih 'cerdas, tahu tupoksi, dan correct'. Persoalan yang diungkit netizen bukan cuma soal wirausaha, tapi kebebalan dan blind spot soal privilese nepotismenya," tulis seorang warganet, menggarisbawahi bahwa kritik terhadap Saraswati lebih dalam dari sekadar salah ucap.
Kasus ini pun menjadi cerminan kompleksitas diskursus publik, di mana kualitas personal seorang pejabat harus berhadapan dengan persepsi dan latar belakang yang melekat pada dirinya.