Infografis
- Narji tinggalkan dunia hiburan dan kini fokus menjadi petani karena merasa lebih cocok dengan gaya hidup sederhana.
- Kecintaan pada pertanian berakar dari masa kecilnya bersama keluarga di sawah dan empang.
- Serius bertani setelah istri membeli sawah di kampung halaman, dan kini dikelola bersama mertuanya.
Suara.com - Wajah komedian Narji sudah cukup lama jarang menghiasi layar kaca. Bukan tanpa alasan, lelaki yang dikenal lewat grup lawak Cagur ini ternyata tengah menekuni dunia baru yang jauh dari gemerlap panggung hiburan.
Daripada terus eksis di layar kaca, Narji kini memilih mendedikasikan banyak waktunya untuk menjadi seorang petani.
"Petani sekarang, jadi petani," ujar Narji soal kesibukannya saat ini kala ditemui di kawasan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Keputusannya untuk terjun ke dunia agrikultur bukanlah sebuah kebetulan atau hobi sesaat. Lelaki 48 tahun ini merasa ada panggilan jiwa yang membuatnya lebih cocok dengan kehidupan yang membumi, layaknya serial legendaris Indonesia.
"Ya karena gue lebih cocok jadi Keluarga Cemara," kelakarnya.
![Narji dan istrinya [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/17/66930-narji-dan-istrinya.jpg)
Kecintaan Narji pada dunia tani ternyata sudah mendarah daging. Dia mengaku bahwa darah petani mengalir dari para pendahulunya.
Narji mengenang masa kecilnya di Pamulang, Tangerang Selatan, di mana dia sering ikut sang ayah dan kakek ke sawah dan empang.
"Sebenarnya gue kalau bertani itu dari kakek gue dulu, bokap gue itu waktu Tangsel sebelum kayak sekarang, itu kan dulu bokap gue di empang, di sawah," kenang Narji.
"Gue kan suka ngikut bokap gue tuh, ngerawat ikan, eh nanem gurame, ikan mas, mujair," ucapnya menyambung.
Baca Juga: Berani Dukung AMIN Kampanye di JIS, Narji dan Ramzi Bikin Sindiran: Artis Lain ke Mana?
Pengalaman masa kecil melihat sang nenek menanam padi (nandur) dan menyiangi rumput (matun) di sawah Pamulang meninggalkan kesan mendalam.
"Dari situ gue punya wah, jadi sampai sekarang enggak bisa hilang. Darah petaninya kayak gitu," imbuhnya.
Sebagai informasi, keseriusan Narji untuk bertani dalam skala lebih besar dimulai secara tidak sengaja saat dirinya dan keluarga berada di Pekalongan, kampung halaman istrinya.
Istrinya, Widiyanti, ternyata diam-diam menggunakan uang tabungannya untuk membeli sawah di sana sebagai bentuk investasi.
Pembelian sawah oleh sang istri menjadi pemicu bagi Narji untuk belajar menggarap lahan secara lebih profesional, dibantu oleh mertuanya.
