Infografis
Suara.com - Kehamilan kedua Zaskia Sungkar ternyata menyimpan cerita perjuangan dan penantian yang cukup panjang.
Keinginan untuk memiliki anak kedua sebenarnya sudah tercetus sejak setahun yang lalu.
Irwansyah mengungkapkan bahwa dirinya lah yang pertama kali mendorong Zaskia untuk kembali menjalani program kehamilan.
"Jadi, sebenarnya dari setahun yang lalu tuh aku udah pengin ya, gitu. Jadi minta sama Zaskia, akhirnya dia mau. Terus kami mulai ngobrol lagi sama pihak Morula," ungkap Irwansyah dalam sesi jumpa pers di Morula IVF, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 18 September 2025.
![Zaskia Sungkar dan Irwansyah dalam sesi jumpa pers di Morula IVF, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 18 September 2025 [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/18/58559-zaskia-sungkar-dan-irwansyah.jpg)
Setelah melalui proses pemeriksaan, keduanya pun memutuskan untuk memulai program bayi tabung (IVF) kembali.
Namun, terjadi jeda yang cukup lama antara proses pengambilan sel telur hingga transfer embrio.
Embrio yang telah terbentuk harus disimpan atau dibekukan selama hampir satu tahun.
"Jadi pengambilan telur. Ya, dulu difreeze, terus baru mulai lagi," terang Zaskia Sungkar.
Irwansyah berkelakar bahwa penundaan itu terjadi karena berbagai kesibukan Zaskia.
Baca Juga: Bahagia! Zaskia Sungkar Umumkan Kehamilan Kedua Hasil Program Bayi Tabung
"Karena sok-sok gitu. Kayak orang diet, mulai besok katanya. Jadi kayak, Kia ada perlombaan kuda lah, segala macam, bla bla bla gitu. Jadi kayak, ya udah deh nanti, nanti. Ya alhamdulillah, 3 bulan yang lalu lah ya sudah terealisasikan," jelas Irwansyah.
Sementara itu, Reino Rambey selaku dokter yang menangani mereka menjelaskan bahwa proses IVF kedua ini tergolong lebih mudah.
Hal ini karena beberapa tindakan medis yang berat seperti operasi tidak perlu diulang kembali.
"Prosesnya relatif lebih mudah lah ya, karena kami nggak perlu melakukan tindakan-tindakan untuk operasi lagi, segala macam," papar Reino.
Proses kali ini lebih difokuskan pada persiapan rahim untuk menerima embrio yang sudah ada.
"Jadi prinsipnya cuma mendapatkan embrio, mempersiapkan rahim siap untuk menerima embrio, baru ditanamkan," pungkas Reino.
