-
Drama Korea Tempest menuai protes publik China usai dialog Jun Ji Hyun dianggap propaganda negatif soal perang dan bom nuklir.
-
Visual kota Dalian dinilai dilecehkan, dengan setting kumuh, warna suram, hingga simbol bintang lima yang diinjak karakter drama.
-
Jun Ji Hyun ikut terseret, dituduh ubah pelafalan puisi Li Bai dan ucap dialog sensitif, namun produser masih bungkam tanpa klarifikasi.
Suara.com - Belum lama menikmati euforia penayangan perdananya, drama Korea bertabur bintang, Tempest, kini harus menghadapi badai kontroversi yang sesungguhnya.
Drama yang menandai kembalinya aktris papan atas, Jun Ji Hyun ke layar kaca ini secara tak terduga memicu kemarahan besar di kalangan publik China.
Mereka menuding serial ini menyebarkan sentimen negatif dan penggambaran yang keliru tentang negara mereka.

Gelombang protes ini meledak setelah episode keempat ditayangkan pada Senin (22/9/2025).
Pemicu utamanya adalah sebuah dialog singkat namun dianggap provokatif yang diucapkan oleh karakter Seo Munju, yang diperankan oleh Jun Ji Hyun.
Dalam adegan tersebut, karakternya bertanya, "Mengapa China lebih memilih perang? Bom nuklir bisa saja jatuh ke wilayah perbatasan."
Kalimat ini sontak ditafsirkan oleh warganet di China sebagai sebuah propaganda dan distorsi realitas yang berbahaya.
Media sosial China pun dibanjiri kritik yang menuduh drama tersebut secara sengaja membangun narasi negatif terhadap kebijakan luar negeri China, tanpa konteks yang jelas.
Namun, kritik tidak berhenti pada dialog semata. Aspek visual drama ini pun tak luput dari pengawasan ketat. Latar cerita yang mengambil tempat di kota Dalian, Tiongkok, menjadi sorotan tajam.
Baca Juga: Drakor Baru Choi Woo Shik dan Jung So Min, Intip Sinopsis dan Fakta Menarik Would You Marry Me?
Banyak penonton yang curiga bahwa tim produksi tidak benar-benar syuting di Dalian, melainkan di sebuah kawasan permukiman kumuh di Hong Kong.
Penggunaan palet warna yang gelap dan suram dianggap sebagai upaya sengaja untuk mencoreng citra Dalian, menggambarkannya sebagai kota yang terbelakang dan tidak terawat.
Kecaman semakin memanas ketika penonton menemukan detail-detail lain yang dianggap sebagai penghinaan. Salah satu adegan memperlihatkan sebuah karpet dengan motif bintang lima simbol yang identik dengan bendera China diinjak oleh salah satu karakter.
Selain itu, penggambaran salah satu tokoh antagonis yang berbicara dalam bahasa Mandarin semakin memperkuat tudingan bahwa Tempest secara sengaja melakukan stereotip negatif terhadap masyarakat China.

Ironisnya, serangan tidak hanya ditujukan kepada tim produksi. Sang bintang utama, Jun Ji Hyun, turut terseret ke dalam pusaran kontroversi.
Selain karena ia yang mengucapkan dialog sensitif tersebut, beberapa penonton yang jeli menuduhnya sengaja mengubah pelafalan saat membacakan puisi karya penyair legendaris Tiongkok, Li Bai, yang hidup pada abad ke-8.
Tindakan ini dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap warisan budaya China.
Hingga kini, badai kritik terus bergulir di platform online. Namun, pihak produser Tempest maupun agensi yang menaungi Jun Ji Hyun masih membungkam seribu bahasa.
Mereka belum memberikan tanggapan atau klarifikasi resmi terkait tudingan-tudingan serius yang dialamatkan kepada mereka.