Suara.com - Industri perfilman Indonesia kembali berbangga. Nama Claresta Taufan tiba-tiba menjadi sorotan dunia setelah sukses membawa pulang penghargaan prestisius dari kancah internasional.
Aktris muda ini bukan hanya dikenal berkat parasnya yang menawan, tetapi juga karena bakat aktingnya yang luar biasa, terutama dalam film terbarunya, Pangku.
Kiprahnya sebagai pemeran utama dalam film garapan Reza Rahadian ini berhasil mengantarkannya meraih Rising Star Award di Marie Claire Asia Star Awards 2025, yang merupakan bagian dari perhelatan akbar Busan International Film Festival (BIFF) ke-30 di Korea Selatan.
Sebuah pencapaian yang fantastis dan sekaligus mengharumkan nama bangsa.
Berikut adalah profil lengkap Claresta Taufan, mulai dari biodata, latar belakang yang tak terduga, hingga perjalanan kariernya di dunia entertaiment.
![Claresta Taufan ditemui di Kemang, Jakarta Selatan pada Kamis, 16 Oktober 2025. [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/17/89107-claresta-taufan.jpg)
Biodata Singkat Claresta Taufan
Nama Lengkap: Raden Rara Claresta Taufan Kusumarina
Nama Panggung: Claresta Taufan
Tanggal Lahir: 23 April 1996
Baca Juga: Totalitas Fedi Nuril di Film Pangku, Bawa Pulang Truk Pengangkut Ikan ke Rumah
Tempat Lahir: Jakarta, Indonesia
Usia: 29 Tahun
Pendidikan: S-1 Arsitektur dari Universitas Bina Nusantara (BINUS University)
Profesi: Aktris, Presenter, dan Mantan Atlet Karate
Awal Karier dari Karate ke Layar Kaca
Sebelum dikenal sebagai aktris berbakat, Claresta Taufan ternyata adalah seorang atlet karate berprestasi.
Dia telah menggeluti olahraga bela diri ini sejak usia muda, yaitu sejak usia delapan tahun.
Kecintaannya pada karate menurun dari sang ayah yang juga seorang atlet karate.
Dedikasi Claresta di dunia karate sangat serius. Dia pernah masuk dalam Tim Nasional Karate Junior Indonesia pada tahun 2012 dan bahkan bertanding pada ajang PON 2016.
Disiplin, fokus, dan kerja keras yang ia dapatkan dari latihan karate terbukti menjadi kunci suksesnya di dunia akting.
"Dan kalau secara mentally, memang di karate aku banyak belajar soal satu, disiplin. Dan yang kedua, ketika kita mau sesuatu, kita harus berusaha," katanya dalam sebuah wawancara.
Claresta kemudian beralih ke dunia hiburan pada tahun 2017.
Awal kariernya di layar kaca adalah sebagai presenter acara olahraga dan acara petualangan, salah satunya di acara Jejak Petualang.
Melejit Lewat Film dan Serial

Transisinya dari presenter ke aktris berjalan mulus.
Debut aktingnya dimulai dari film televisi (FTV) seperti Kutunggu Cinta 1000 Hari (2017) dan serial TV seperti Detektif Cinta (2019).
Diaa juga dikenal melalui perannya di beberapa serial populer, termasuk Serigala Terakhir dan Buku Harian Seorang Istri sebagai karakter bernama Dewi.
Namun, namanya benar-benar melambung tinggi dan menarik perhatian kritikus setelah membintangi film Pangku (2025), sebuah film yang disutradarai oleh Reza Rahadian.
Dalam film ini, Claresta berperan sebagai tokoh utama bernama Sartika.
Prestasi Mendunia dan Nominasi FFI 2025
Perannya sebagai Sartika di Pangku mendapatkan sambutan yang sangat positif, baik di dalam negeri maupun internasional. Puncaknya, ia dianugerahi Rising Star Award di BIFF 2025.
Penghargaan ini menjadi piala pertama bagi Claresta di industri perfilman dan menegaskan bakatnya yang patut diperhitungkan.
Selain penghargaan internasional, aktingnya di Pangku juga diakui oleh insan perfilman Indonesia.
Dia berhasil masuk nominasi Pemeran Utama Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2025.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa transisi Claresta dari atlet berprestasi ke aktris A-list telah berhasil total.
Claresta Taufan saat ini terus aktif di dunia akting. Dia juga tampil dalam film horor Badarawuhi di Desa Penari sebagai Ratih, dan film thriller horor bertema wabah zombie berjudul Abadi Nan Jaya yang dijadwalkan tayang pada 23 Oktober 2025.
Perjalanan karier Claresta Taufan membuktikan bahwa latar belakang apa pun dapat menjadi modal kuat untuk meraih sukses di bidang lain, selama didukung oleh disiplin dan totalitas.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah
 
                 
             
                 
                 
                 
         
         
         
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                 
                     
                     
                     
                     
                     
             
             
             
             
                     
                     
                     
                    