- Wamen Giring puji film Home Sweet Loan, mulai dari proses kreatif sampai perjuangan di baliknya
- Giring tersentuh dengan narasi naskah film Home Sweet Loan
- Film Home Sweet Loan berhasil masuk dalam tiga nominasi FFI 2025
Suara.com - Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Giring Ganesha, melontarkan pujian untuk film Home Sweet Loan.
Kekagumannya bukan hanya pada hasil akhir, tetapi juga pada proses kreatif dan perjuangan di baliknya.
Hal tersebut disampaikan Giring Ganesha di Gedung Kementerian Pendidikan, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (12/11/2025), menjelang perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) yang akan digelar pada 20 November 2025.
Film Home Sweet Loan yang rilis pada 2024, berhasil masuk dalam tiga nominasi FFI 2025. Diantaranya Film Pilihan Penonton, Aktor Pilihan Penonton untuk Derby Romero, dan Aktris Pilihan Penonton untuk Yunita Siregar.
Giring Ganesha mengaku tersentuh oleh kekuatan naskah film tersebut. Terutama pada salah satu adegan yang menurutnya sangat emosional dan menjadi inti dari cerita.
“Ketika si tokoh utamanya ini ngirim duit ke bapaknya. Itu script-nya. Terus gue ngerasa, ‘Ini script yang luar biasa’,” ujar Giring.
Pria bernama lengkap Giring Ganesha Djumaryo ini menjelaskan, apresiasinya lahir dari pemahaman mendalam tentang betapa rumitnya proses pembuatan sebuah film, dari tahap paling awal sekalipun.
“Karena buat film, balik lagi. It is really hard. Mulai dari ide, gagasan cerita,” tutur pria berusia 42 tahun itu.
Menurutnya, tantangan tidak berhenti setelah naskah selesai. Fase selanjutnya, yaitu meyakinkan investor untuk mau mendanai sebuah ide cerita, adalah sebuah perjuangan yang sama sekali berbeda.
Baca Juga: Kepekaan Luar Biasa Film Pangku yang Terlalu Jujur, Tulus, dan Mendalam
“Berikutnya tantangannya adalah meyakini investornya. Itu juga different ball game,” jelasnya.
Tidak berhenti di situ, setelah berhasil mendapatkan pendanaan dan melewati proses produksi yang penuh rintangan, para sineas masih dihadapkan pada satu tantangan besar lainnya sebelum film bisa dinikmati penonton.
“Tantangannya lagi, nyari slot. Slot untuk tayang,” kata Giring.
Atas dasar itulah, Giring Ganesha memandang para pelaku industri perfilman Tanah Air sebagai sosok-sosok tangguh.
Ia menyimpulkan bahwa kebanggaannya pada film nasional didasari oleh semangat juang para sineas yang tak kenal lelah.
“Itu kenapa saya bilang, ‘Bangga’? Karena saya yakin semua di ekosistem perfilman Indonesia adalah para pejuang cerita. They want ceritanya agar bisa ditonton dan menginspirasi banyak orang,” pungkasnya.