-
Ali mengumumkan tur Australia pada Februari 2026 sekaligus memastikan akan merilis materi baru setelah menyelesaikan proses rekaman.
-
Mereka membagikan pengalaman manggung di dalam dan luar negeri, menyebut perbedaan utama terletak pada geografis dan cuaca, sementara antusiasme penonton relatif sama.
-
Ali menilai perpaduan musik Timur Tengah dalam karya mereka sebagai hasil akulturasi budaya yang wajar, sembari terus berkembang dengan fanbase internasional yang mulai terbentuk.
Namun, pengalaman di luar panggunglah yang menjadi nilai tambah bagi mereka.
"Justru kadang experience-nya lebih banyak di luar panggung yang kami temui sepanjang perjalanan," lanjutnya.
Mengenai fanbase internasional, Daru mengakui sudah mulai terbentuk kantong-kantong pendengar di beberapa wilayah, khususnya Eropa.
"Mungkin kecil-kecil kali ya. Udah mulai ada sih yang ngajak foto gitu-gitu. Tapi kayak di Eropa, di beberapa region udah mulai ada," tutur dia.
Musik Timur Tengah yang Organik
![Band Ali, sukses menyihir penonton Joyland Sessions hari kedua pada Minggu, 30 November 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/01/63725-penyanyi-ali.jpg)
Di tengah gempuran musik pop dan rock, Ali hadir dengan genre yang unik, yakni soul/funk era 70-an dengan lirik Bahasa Arab.
Ketika ditanya mengenai fenomena eksplorasi musik di Indonesia yang kian luas,seperti munculnya musik Latin lokal, Daru melihatnya sebagai proses akulturasi budaya yang wajar.
"Mungkin kita dengan Arab juga sudah berkolaborasi di bidang ekonomi, dan itu hal yang sangat organik dan natural terjadi. Mungkin di musik karena enggak muncul di permukaan jadi subtle aja terasanya," jelas Daru.
Dia menekankan bahwa percampuran budaya (mixing) ini terjadi setiap hari di berbagai lini kehidupan, sehingga wajar jika hal tersebut tumpah ke dalam karya musik.
Baca Juga: Momen Manis Konser Ungu di Jogja: Beri Hadiah Bulan Madu untuk Fans dari Pasuruan
Menutup wawancara, ketika disinggung soal rumor partisipasi mereka di festival besar tahun depan, personel Ali memilih untuk tetap misterius.
"Belum bisa kita share juga kalau itu ya. Mungkin ada... Minta doanya saja," pungkas Daru diiringi tawa Absar yang mengamini.
Profil Band Ali: "Habibi Funk" dari Jakarta
![Band Ali [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/01/93538-band-ali-instagram.jpg)
Bagi yang belum familiar, Ali bukanlah band sembarangan. Grup ini terbentuk di Jakarta dan mencuri perhatian skena musik independen lewat konsep visual dan audio yang sangat distingtif.
Mengusung tagline musik Middle Eastern Beats dipadu South East Asian Twists, mereka menghadirkan nuansa disco, funk, soul, dan afrobeat tahun 70-an yang sinematik.
Ali sering disebut sebagai supergrup karena diisi oleh musisi-musisi yang sudah punya nama besar di jalurnya masing-masing.