- Sinemaku Pictures merilis film baru berjudul "Patah Hati yang Kupilih" dengan tema isu sensitif percintaan beda agama.
- Umay Shahab menolak pelabelan sebagai corong tunggal suara Generasi Z dalam industri perfilman Indonesia saat ini.
- Pemilihan cerita film Sinemaku Pictures berawal dari keresahan tim kreatif, bukan hanya mengejar viralitas dari komentar publik.
"Kayak ada kemarin ada Rafki Hidayat, ada Kevin Rahardjo, terus ada Achot Hendra yang mau rilis film, ada Kristo yang kemarin rilis Tinggal Meninggal gitu," sebutnya.
Melihat fenomena ini, Umay Shahab justru merasa bangga karena anak muda semakin dipercaya memegang kendali produksi.
"Jadi ya justru semakin senang ketika sekarang di industrinya semakin banyak anak-anak muda seumuran kami yang dipercaya gitu untuk bikin film," tuturnya.
Terkait proses kreatif dalam menentukan cerita, Umay Shahab menegaskan bahwa Sinemaku Pictures tidak sekadar menyaring ide dari komentar netizen atau mengejar hal viral.
"Kalau nyaring dari kolom komentar sih enggak ya, tapi lebih ke mungkin apa yang ada di komentar itu bisa jadi cerminan gitu," jelas rekan Prilly Latuconsina.
Menurutnya, setiap karya bermula dari pertanyaan ke dalam diri sendiri dan tim kreatif mengenai apa yang sedang mereka rasakan atau resahkan.
"Makanya selalu berusaha dari keresahannya dulu, dari apa yang pengen disampaikan dulu, baru nanti pasti akan ketemu yang relate-relate-nya," imbuhnya.
![Umay Shahab [Rena Pangesti/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/07/30/68213-umay-shahab.jpg)
Umay Shahab juga membandingkan proses ini dengan sineas senior seperti Joko Anwar atau Hanung Bramantyo yang berkarya berdasarkan keresahan generasi Milenial pada masanya.
"Sama kayak halnya Bang Joko, Mas Hanung, Pak Monty, mereka semua kan di generasi millennials gitu ya," kata Umay Shahab.
Baca Juga: Bakal Gelap Banget! Intip Sinopsis The Death of Robin Hood yang Dibintangi Hugh Jackman
"Mereka membicarakan apa yang mereka resahkan, keresahan generasi mereka gitu," imbuhnya.
Selain drama, Sinemaku juga mulai merambah genre lain. Umay Shahab membocorkan proyek film horor action di tahun depan berjudul Siksa Sampai Mati.
"Diperankan oleh Laura Basuki, Prilly Latuconsina, Taskya Namya, Yasamin Jasem, Ratu Wikana, yang disutradarai oleh saya dan insyaallah tayang tahun depan," ungkapnya.
Sinemaku Pictures bukan hanya disorot mengenai film yang related dengan cerita Gen Z. Tapi pernah juga mendapat komentar, 'meromantisasi kesedihan'.
Sebab beberapa judul di Sinemaku Pictures, temanya mengangkat soal kesehatan mental yang banjir air mata.
Umay Shahab pun merespons santai soal anggapan meromantisasi kesedihan di film-filmnya. Ia mengatakan, tidak ada unsur kesengajaan untuk menjual hal-hal tersebut.