Bangun Rumah Borongan Vs Bayar Tukang Harian, Mana yang Lebih Untung?

Husna Rahmayunita Suara.Com
Selasa, 01 Juli 2025 | 18:44 WIB
Bangun Rumah Borongan Vs Bayar Tukang Harian, Mana yang Lebih Untung?
Bangun Rumah Borongan vs Tukang Harian (freepik)

Suara.com - Membangun rumah bukan hanya soal memilih desain atau bahan bangunan terbaik. Di balik proyek besar ini, ada satu keputusan penting yang sering bikin galau, kira-kira lebih baik bayar tukang harian atau pakai sistem borongan?

Pertanyaan ini terdengar sederhana, tapi dampaknya sangat besar. Mulai dari efisiensi biaya, kualitas hasil akhir, hingga waktu pengerjaan. Salah pilih sistem, bisa-bisa anggaran membengkak atau rumah jadi tidak sesuai harapan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara tuntas tips membangun rumah beserta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing sistem, dilengkapi dengan perbandingan biaya dan tips praktis. Kalau Anda sedang merencanakan membangun atau merenovasi rumah, pastikan membaca sampai akhir agar tidak salah langkah!

Bangun Rumah Borongan vs Tukang Harian

Bangun Rumah Borongan vs Tukang Harian
Bangun Rumah Borongan vs Tukang Harian

Membangun rumah memang merupakan impian banyak orang. Namun, opsi pembayaran tukang apakah menggunakan borongan atau harian seringkali jadi dilema. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Yuk, kita kupas tuntas agar keputusan Anda lebih tepat dan menguntungkan!

1. Apa Itu Sistem Harian?

Sistem harian adalah metode membayar tukang berdasarkan jumlah hari kerja. Setiap tukang akan mendapatkan upah harian sesuai kesepakatan, biasanya antara Rp150.000 hingga Rp220.000 per hari, tergantung keahlian dan lokasi.

Sistem ini memberi fleksibilitas tinggi karena Anda bisa mengevaluasi kinerja tukang setiap hari. Jika ada yang tidak cocok, Anda bisa menggantinya kapan saja.

Kelebihan Sistem Harian:

  • Kontrol Lebih Besar: Anda bisa mengatur dan mengawasi langsung setiap detail pembangunan.
  • Kualitas Pekerjaan Lebih Terjamin: Karena pekerja dibayar harian, mereka cenderung lebih fokus dan berhati-hati dalam menyelesaikan tugas.
  • Fleksibel terhadap Perubahan: Jika ada revisi desain atau tambahan pekerjaan, sistem ini lebih mudah diakomodasi.

Kekurangan Sistem Harian:

Baca Juga: 8 Tips Feng Shui untuk Rumah Kecil agar Tetap Hoki, Jangan Salah Atur!

  • Biaya Bisa Membengkak: Karena dibayar per hari, jika pengerjaan molor, maka anggaran pun akan terus bertambah.
  • Proses Pembangunan Cenderung Lambat: Beberapa tukang bisa saja memperlambat pekerjaan agar mendapat hari kerja lebih panjang.
  • Butuh Pengawasan Ketat: Anda harus terlibat aktif setiap hari untuk memastikan pekerjaan sesuai target.

2. Apa Itu Sistem Borongan?

Sistem borongan adalah metode membayar tukang berdasarkan total pekerjaan atau luas bangunan. Ada dua jenis sistem borongan:

  • Borongan Tenaga Saja, di mana pemilik rumah menyediakan material, dan tukang hanya menyediakan jasa.
  • Borongan Penuh (Tenaga dan Material), di mana semuanya diserahkan kepada kontraktor, termasuk pembelian bahan bangunan.

Harga borongan biasanya dihitung per meter persegi, misalnya Rp1,5 juta per m² untuk bangunan standar.

Kelebihan Sistem Borongan:

  • Biaya Lebih Terkendali: Karena biaya sudah disepakati di awal, Anda tidak perlu khawatir pengeluaran akan membengkak.
  • Waktu Pengerjaan Lebih Cepat: Tukang memiliki target waktu tertentu yang harus dipenuhi sesuai kontrak.
  • Minim Pengawasan Harian: Pekerjaan sudah diatur oleh mandor atau kontraktor, jadi Anda tidak perlu hadir setiap hari.

Kekurangan Sistem Borongan:

  • Risiko Kualitas Menurun: Beberapa kontraktor bisa saja terburu-buru menyelesaikan pekerjaan untuk mengejar keuntungan, sehingga hasil kurang rapi.
  • Kurang Fleksibel terhadap Perubahan: Jika Anda ingin menambah atau mengubah desain di tengah jalan, biasanya dikenakan biaya tambahan.
  • Ketergantungan pada Kontraktor: Jika kontraktor tidak jujur atau tidak profesional, risiko kerugian cukup besar.

Perbandingan dari Sisi Biaya

Mari kita lihat perbandingan sederhana.

Misalnya, Anda ingin membangun rumah 200 m². Jika menggunakan sistem harian, dengan 12 tukang dan estimasi 180 hari kerja, biayanya bisa mencapai sekitar Rp390 juta. Sementara jika menggunakan sistem borongan dengan harga Rp1,5 juta per meter persegi, biayanya sekitar Rp300 juta.

Dari perhitungan kasar tersebut, terlihat bahwa sistem borongan lebih hemat sekitar Rp90 juta. Namun, tentu saja ini bergantung pada banyak faktor seperti lokasi, desain rumah, hingga pengalaman kontraktor.

Perbandingan dari Sisi Kualitas

Sistem harian memungkinkan Anda memilih tukang secara selektif, terutama untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi seperti pemasangan keramik atau finishing interior. Anda juga bisa mengganti tukang kapan pun jika tidak puas.

Sedangkan pada sistem borongan, Anda tidak punya banyak kendali terhadap siapa yang bekerja. Segala keputusan diserahkan pada mandor atau kontraktor. Jika Anda tidak aktif mengawasi, kualitas bisa jadi dikompromikan.

Waktu Penyelesaian Proyek

Salah satu keunggulan utama sistem borongan adalah waktu pengerjaan yang lebih terstruktur. Karena dibatasi kontrak, kontraktor akan berusaha menyelesaikan tepat waktu. Sedangkan sistem harian cenderung molor jika tidak diawasi dengan ketat.

Jika Anda punya target waktu tertentu, misalnya rumah harus selesai sebelum pindahan atau acara penting, sistem borongan mungkin lebih cocok.

Cocok untuk Kebutuhan Seperti Apa?

Sistem Harian cocok untuk Anda yang ingin:

  • Renovasi kecil atau pekerjaan ringan.
  • Terlibat langsung dalam proses pembangunan.
  • Memiliki waktu luang untuk mengawasi setiap hari.

Sistem Borongan cocok untuk Anda yang:

  • Membangun rumah dari nol.
  • Tidak punya waktu untuk mengatur dan mengawasi tiap hari.
  • Menginginkan proses pembangunan yang cepat dan praktis.

Jadi, Bangun Rumah Borongan vs Tukang Harian Mana yang Lebih Untung?

Jawabannya tergantung kebutuhan dan kondisi Anda. Jika dilihat dari segi biaya dan efisiensi waktu, sistem borongan lebih unggul. Namun, jika Anda sangat peduli pada detail dan kualitas akhir, serta sanggup mengawasi langsung setiap hari, maka sistem harian bisa lebih menguntungkan.

Bila Anda memilih sistem borongan, pastikan untuk:

  • Menandatangani kontrak kerja yang jelas.
  • Mencantumkan tenggat waktu dan spesifikasi pekerjaan.
  • Aktif melakukan inspeksi berkala untuk menjaga kualitas.

Sementara jika memilih sistem harian, siapkan anggaran cadangan dan waktu luang untuk mengatur jadwal kerja dan memantau progres pembangunan.

Keputusan antara bangun rumah borongan vs tukang harian bukan hanya soal biaya, tapi juga soal kontrol, waktu, dan ekspektasi Anda terhadap hasil akhir. Pertimbangkan matang-matang sebelum memulai proyek agar impian memiliki rumah idaman bisa terwujud tanpa kendala.

Semoga artikel ini membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dan menguntungkan!

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI