Meski begitu, Lindsay meyakini bahwa bintik hitam itu bukanlah darah kering. Benar saja, kondisi Lindsay semakin memburuk seiring berjalannya waktu.
Ia melihat bintik hitam di bawah perbannya semakin memburuk. Selain itu, 30 persen puting susunya pun berubah menjadi hitam.
Lindsay mengatakan bahwa puting susunya terlihat seperti nekrosis yang merupakan kematian jaringan. Lindsay pun sempat menghubungi dokter yang menangani operasinya melalui pesan WhatsApp, tetapi dokter mengatakan bahwa itu tidak masalah dan infeksi akan hilang.

Selanjutnya, Lindsay mengalami luka di payudara yang membuat kulitnya terbuka. Setelah itu Lindsay mulai mengalami demam dan semakin menunjukkan tanda-tanda infeksi.
"Saya mengalami luka di payudara karena kantong implan tidak cukup besar. Kulit saya mulai terbuka dan itu menakutkan. Saya mengalami demam dan terus menunjukkan tanda-tanda infeksi," ujarnya.
Begitu kembali ke Amerika Serikat, Lindsay langsung menuju rumah sakit lain untuk memeriksakan kondisinya. Ternyata Lindsay didiagnosis terinfeksi e- coli di payudaranya.
Lindsay mengatakan bahwa ia membutuhkan lebih banyak operasi untuk memperbaiki perutnya. Lindsay juga membutuhkan vax luka dan perbannya harus diganti oleh dokter setiap harinya.
"Infeksi ini hampir membuat saya kehilangan nyawa, Saya menderita selulitis dan masih merasakan sakit terus-menerus. Saya mencari kesempurnaan bentuk tubuh tetapi sekarang saya menyesal jika melihat ke belakang," tuturnya.
Ternyata Lindsay bukanlah orang pertama yang menjadi korban perawatan kecantikan tubuh. Karena, semua operasi kecantikan memiliki banyak risiko.
Baca Juga: Sebelum Manusia, Ilmuwan Sarankan Kirim Bakteri ke Mars