Suara.com - Saat ini, dunia tengah menantikan kemunculan vaksin Covid-19. Diharapkan, vaksin ini dapat menghentikan wabah virus corona yang telah menjangkiti jutaan penduduk dunia. Tentu saja butuh penantian yang panjang, mengingat proses pembuatan vaksin yang amat rumit.
Vaksin merupakan zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
Dalam laman Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan vaksin penting untuk pencegahan dan pengendalian wabah penyakit menular. Vaksin mendukung keamanan kesehatan global dan akan menjadi alat vital dalam pertempuran melawan resistensi antimikroba.
Pemberian vaksin bertujuan untuk mencegah terjangkit penyakit, termasuk Covid-19. Itu sebabnya, saat ini berbagai pihak di dunia sedang berlomba menciptakan vaksin Covid-19.
Tentu saja itu bukan proses yang mudah. Ada proses panjang dan berliku sebelum vaksin dapat digunakan oleh masyarakat luas.
Proses Panjang Pembuatan Vaksin
Dikutip dari Antara, Kamis (23/7/2020), Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko menuturkan panjangnya proses pembuatan vaksin sampai akhirnya dapat dilepas di pasar atau digunakan oleh masyarakat luas.
"Proses penemuan kandidat vaksin di laboratorium juga tidak mudah, karena proses riset dan pengembangan yang benar-benar mendalam dan kompleks," kata Handoko kepada Antara, di Jakarta.
Setelah ditemukan kandidat vaksin, masih ada serangkaian tahapan pengujian, seperti uji in vivo pada hewan, uji klinis tahap I, II dan III, skala produksi, hingga akhirnya imunisasi.
Baca Juga: Terdepan Pembuatan Vaksin Covid-19, Saham Dua Perusahaan Ini Meroket
"Pengalaman menunjukkan vaksin itu bisa (ditemukan) belasan tahun, dan belasan tahun juga bisa tidak terjadi apa-apa, tidak muncul juga," ujarnya.
Pertama-tama, kandidat vaksin akan diujikan pada hewan. Jika tidak berhasil, maka akan dilakukan formulasi ulang hingga mendapatkan vaksin yang benar-benar efektif merangsang respons imun.
Setelah teruji secara in vivo, maka dilanjutkan uji klinis pada manusia yang mencakup tiga tahap, yakni tahap I, tahap II, dan tahap III.
Berdasarkan informasi dari Badan kesehatan Dunia, vaksin harus melalui berbagai uji keamanan, efikasi, dan berbagai uji klinis terhadap kemungkinan munculnya efek samping, cara pencegahannya, dan cara penanganannya jika efek samping muncul.
Uji klinis adalah studi sistematik terhadap berbagai intervensi medis yang dilakukan pada manusia untuk melihat efektivitas dan efek samping yang mungkin ditimbulkan dari pemberian vaksin.
Dalam uji klinis, dipelajari juga absorpsi, distribusi, metabolisme,dan ekskresi dari bahan farmasi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia agar didapat informasi tentang efikasi dan keamanan dari produk farmasi tersebut.