Hipotesis lain menduga pasien telah terinfeksi jenis virus corona yang lebih ganas.
Alasan lain yang masuk akal, menurut para peneliti, adalah mekanisme peningkatan yang bergantung pada antibodi.
Beberapa protein pelindung yang diproduksi oleh sistem kekebalan selama infeksi pertama dapat memperburuk infeksi berikutnya. Mekanisme ini juga terlihat pada SARS, serta demam berdarah.
Meski masih banyak yang tidak diketahui tentang infeksi SARS-CoV-2 dan respons sistem kekebalan, temuan ini menunjukkan bahwa infeksi sebelumnya mungkin tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi di waktu yang lain, tandas Mark Pandori, penulis utama studi dari University of Nevada.