Virus ini adalah versi adenovirus 26 yang direkayasa secara genetik dan menyebabkan flu biasa. Vaksin Janssen ini salah satu vaksin yang sudah pernah diujicobakan di pasaran.
Vektor adenovirus 26 digunakan untuk membuat vaksin Ebola. Vaksin Janssen ini termasuk vaksin sekali pakai, tpi beberapa penelitian menemukan bukti pemberian vaksin 2 dosis memberikan perlindungan lebih baik.
4. Novavax
Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Maryland, Novavax, mengkhususkan diri pada vaksin "subunit protein". Mereka menggunakan nanopartikel mirip virus sebagai basis dan menutupinya dengan potongan protein lonjakan virus corona yang direkayasa secara genetik.
Novavax menggunakan virus serangga yang disebut baculovirus untuk memasukkan protein lonjakan virus corona ke dalam sel ngengat, yang kemudian menghasilkan protein tersebut. Lalu, protein dipanen dan dicampur dengan penguat kekebalan ajuvan sebagai vaksin.
5. Sinovac
Perusahaan China, Sinovac's CoronaVac, menggunakan virus yang tidak aktif, salah satu metode lawas untuk memvaksinasi orang. Vaksin Sinovac ini sama dengan vaksin Sinopharm pada virus yang tidak aktif.
6. Sputnik V
Vaksin virus korona Sputnik V Rusia adalah vaksin vektor adenoviral. Vaksin ini menggunakan dua virus flu biasa yang disebut adenovirus 5 dan adenovirus 26 yang membawa materi genetik untuk protein lonjakan ke dalam tubuh.
Baca Juga: Gejala Long Covid-19, Waspadai Jantung Berdebar dan Kelelahan!