Berpergian selama Pandemi Covid-19 Tetap Berbahaya, Kenali Risikonya

Rabu, 02 Desember 2020 | 15:25 WIB
Berpergian selama Pandemi Covid-19 Tetap Berbahaya, Kenali Risikonya
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah akhirnya memutuskan memangkas cuti bersama di akhir tahun 2020 sebanyak 3 hari. Pengurangan cuti bersama itu berlaku untuk tanggal 28, 29, dan 30 Desember 2020.

Oleh karena itu, hari libur yang berlaku dimulai tanggal 24 hingga 27 Desember 2020 saja. Lalu, 28 hingga 30 Desember tidak ada libur.

Meski begitu, masyarakat masih memiliki setidaknya 8 hari libur meskipun terpisah. Hal ini yang dikhawatirkan akan adanya kesempatan berlibur ke luar daerah meski di tengah pademi.

Berpergian selama pandemi virus corona Covid-19 tentu masih berisiko apalagi banyaknya orang tanpa gejala atau asimptomatik. Dalam hal ini, sebuah studi dari PNAS menemukan bahwa sebagian besar kasus virus corona mungkin disebabkan oleh penularan tanpa gejala.

Oleh karena itu, Anda juga harus mempertimbangkan potensi paparan dan penyebaran Covid-19 di tempat berlibur dan rute perjalanan Anda.

Melansir dari Vox, jika Anda bepergian ke tujuan yang jauh sendirian atau dengan orang-orang di rumah Anda, maka tindakan terbaik adalah membatasi interaksi dengan orang asing. Hal ini bisa memungkinkan jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, mengurangi jumlah perhentian, dan menginap di hotel yang jelas kebersihannya.

Namun, jika Anda berpergian untuk menengok keluarga, maka ada lebih banyak faktor di luar kendali di mana tergantung pada berapa banyak kerabat yang ingin Anda temui. Anda harus mempertimbangkan apakah mereka sudah dites untuk Covid-19, membatasi keterpaparan, tingkat infeksi di daerah tersebut hingga karantina.

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

"Jika Anda harus bepergian, maka pertimbangkan bagaimana membatasi kontak dengan orang lain selama perjalanan sehingga Anda tidak berkontribusi untuk mempercepat pandemi, bahkan ketika Anda mencapai pedesaan atau daerah liburan," kata Jared Baeten, wakil dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Washington.

Para ahli berpendapat bahwa wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mobil dapat lebih mengontrol siapa yang akan mereka temui.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Akui Positivity Rate Corona Indonesia Makin Buruk

Meskipun kereta api dan bus merupakan alternatif perjalanan yang hemat anggaran daripada pesawat atau berkendara, namun kereta api mengharuskan Anda untuk berhubungan dekat dengan orang lain.

Sistem ventilasi kereta mungkin tidak secanggih pesawat terbang yang dilengkapi dengan filter udara tingkat rumah sakit yang mengekstrak sekitar 99 persen virus. Ventilasi sangat penting untuk menghentikan penyebaran Covid-19, tetapi berada di dekat orang lain meningkatkan risiko penularan virus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI