Idealnya, 200 hingga 300 mg adalah porsi kopi harian yang aman. Hal ini juga berlaku untuk pria. Studi menunjukkan bahwa pria yang minum 2 cangkir kopi beraroma kuat dalam sehari sulit membuahi sel telur tanpa bantuan program kehamilan.
Kalau bisa, tekan konsumsi kafein sampai ke takaran paling rendah, sehingga batasan ideal yang sudah ditentukan tidak dijadikan target harian.
3. Rutin Mencatat Masa Subur

Selain melakukan hubungan intim secara rutin, hal yang penting untuk diketahui pasutri untuk mendapatkan buah hati adalah mencatat masa subur alias masa ovulasi dengan cermat.
Ada banyak cara untuk bisa menghitung masa subur, misalnya dengan menggunakan aplikasi atau dengan menghitung secara manual.
Untuk menghitung secara manual, Anda perlu memerhatikan siklus haid per bulannya. Misalnya, jika siklus haid berlangsung selama 26-32 hari, maka berhubungan intim 8-19 hari setelah menstruasi berakhir bisa menjadi pilihan terbaik.
Akan tetapi, jika Anda mengalami siklus haid yang tidak teratur, ada cara lain yang bisa dilakukan sebagai penggantinya. Anda bisa mencatat dan mengamati debit lendir yang keluar dari organ intim. Lendir dari serviks ini jumlahnya banyak dan menjadi sangat tipis, elastis, dan jernih saat Anda mendekati masa ovulasi, demikian menurut Staci Pollack, MD ahli kandungan Montefiore Health System.
Selain itu, Anda juga bisa mengukur suhu tubuh secara teratur menggunakan termometer. Peningkatan suhu tubuh sebesar 0,6 derajat Celcius atau lebih yang berlangsung lebih dari 10 hari menjadi tanda bahwa perempuan sedang dalam masa subur.
4. Menghindari Stres dan Tekanan yang Berlebihan
Baca Juga: 7 Tanda Kemandulan Ini Sering Tak Disadari

Nasihat untuk menghindari stres tentu cukup susah dilakukan selama kehidupan masih terus berjalan. Akan tetapi, level stres yang terlampau tinggi akan memberikan dampak yang buruk bagi pulang kehamilan. Oleh karena itu, bagi pasangan yang sedang melakukan program hamil sebaiknya segera mencari cara untuk bisa meredakan tekanan dan stres yang ada di dalam diri.