Studi Com-COV menunjukkan bahwa ketika sukarelawan diberi suntikan vaksin Pfizer dan diikuti vaksin AstraZeneca, dua kali lipat atau sekitar 41 persen peserta mengalami demam sebagai pertanda kekebalan tubuh bekerja dibandingkan dengan orang yang menerima dua kali suntikan vaksin Pfizer saja.
Peningkatan serupa juga diamati pada efek samping berupa menggigil, kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot dan perasaan tidak sehat secara umum.
Prof Openshaw, anggota Kelompok Penasihat Ancaman Virus Pernafasan Baru dan Muncul (Nervtag), mengatakan efek samping yang lebih parah nampaknya menunjukkan sistem kekebalan yang lebih bereaksi ketika mendapatkan 2 suntikan vaksin Covid-19 berbeda.
"Reaksi itu disertai dengan respons imun yang lebih baik. Jadi, masuk akal bila seseorang mengalami efek samping lebih berat," ujarnya.
Dia mengatakan jika dua vaksin sama-sama menggunakan protein lonjakan virus tetapi memiliki "infrastruktur" yang berbeda, maka sistem kekebalan mengenali protein lonjakan cukul ceoat karena sudah pernah melihatnya dan meresponsnya lagi.
Manfaat mencampurkan dua jenis vaksin Covid-19 ini akan mempermudah program vaksinasi di tengah keterbatasan persediaan.