Benarkah Obat Kumur dan Cuci Hidung Mampu Mengobati Covid-19? Ini Faktanya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 27 Juli 2021 | 12:10 WIB
Benarkah Obat Kumur dan Cuci Hidung Mampu Mengobati Covid-19? Ini Faktanya
Ilustrasi mencuci hidung demi terhindar dari virus Corona. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama ini ada sejumlah cara yang dianggap ampuh untuk menyembuhkan virus corona Covid-19. Beberapa di antaranya ialah dengan obat kumur dan juga mencuci hidung.

Tapi benarkah obat kumur dan cuci hidung bisa megobati Covid-19?

Dilansir dari Healthline, sebuah studi baru dari Penn State University menunjukkan bahwa antiseptik oral, obat kumur, dan obat kumur yang tersedia secara umum dapat menonaktifkan virus corona pada manusia, sehingga mengurangi risiko penularan.

“Kami sedang mencari prosedur over-the-counter (OTC) sederhana untuk menurunkan penularan virus corona,” kata penulis studi Craig Meyers, PhD, dan seorang profesor di Penn State University.

Temuan menunjukkan bahwa beberapa produk OTC mungkin efektif untuk mengurangi jumlah virus corona yang ada di mulut orang, dan berpotensi mengurangi penyebaran virus yang menyebabkan Covid-19.

Studi ini diterbitkan dalam Journal of Medical Virology.

Menurut Meyers, hasilnya mengejutkan dalam dua hal. Pertama adalah seberapa baik produk tertentu menonaktifkan virus. Kedua, bagaimana beberapa produk, yang mengandung 1,5 persen hidrogen peroksida, tidak berpengaruh.”

“Ini benar-benar membuka mata,” kata Dr. Nikhil Bhayani, seorang dokter penyakit menular di Texas Health Resources.

Meski rongga hidung dan mulut adalah titik masuk dan penularan utama virus corona, Meyers dan tim menggunakan tes untuk mereplikasi bagaimana virus berinteraksi dengan obat kumur dan obat kumur.

Baca Juga: Aturan Perjalanan Satgas Covid-19 : PPKM Level 3 dan 4 Wajib Tunjukkan Kartu Vaksin

Virus yang dianalisis adalah human coronavirus 229e (HCoV-229e) dan bukan novel coronavirus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Juga tidak ada peserta manusia yang terlibat dalam penelitian ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI