Fakta Virus Marburg: Kapan Pertama Kali Muncul dan Cara Penularannya

Jum'at, 13 Agustus 2021 | 06:20 WIB
Fakta Virus Marburg: Kapan Pertama Kali Muncul dan Cara Penularannya
Ilustrasi virus Marburg. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Masa inkubasi sejak awal infeksi hingga timbulnya gejala sangat bervariasi setiap orang. Bisa dari 2 hingga 21 hari.

Gejala yang Terjadi
Penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba. Mulai dari demam tinggi, sakit kepala parah, dan malaise (tidak enak badan) yang parah. Gejala nyeri otot termasuk salah satu ciri umum.

Selain itu, diare berair yang parah, sakit perut dan kram, mual dan muntah dapat juga terjadi pada hari ketiga muncul gejala. Diare bisa bertahan selama seminggu.

Gejala pada fase ini digambarkan 'seperti hantu'. Karena menyebabkan kondisi menjadi mata cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem. Ketika wabah terjadi di Eropa pada tahun 1967, ruam yang tidak gatal adalah ciri yang dicatat pada kebanyakan pasien antara 2 dan 7 hari setelah timbulnya gejala.

Banyak pasien mengalami manifestasi perdarahan yang parah antara 5 dan 7 hari, dan kasus yang fatal biasanya memiliki beberapa bentuk perdarahan, seringkali dari beberapa area. Selama fase penyakit yang parah, pasien juga mengalami demam tinggi.

Terinfeksinya sistem saraf pusat dapat berakibat kebingungan, cepat marah, dan agresif. Orkitis (peradangan pada salah satu atau kedua testis) kadang-kadang dilaporkan pada fase akhir penyakit atau hari ke-15.

Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi pada hari ke-8 atau 9 setelah timbulnya gejala. Biasanya didahului dengan kehilangan darah yang parah dan syok.

Diagnosis
Sulit untuk membedakan secara klinis MVD dengan penyakit menular lainnya seperti malaria, demam tifoid, shigellosis, meningitis dan demam berdarah. Konfirmasi bahwa gejala disebabkan oleh infeksi virus Marburg dibuat dengan menggunakan metode diagnostik berikut:

  1. Antibodi-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
  2. Tes deteksi penangkapan antigen
  3. Tes netralisasi serum
  4. Uji reaksi berantai transkriptase polimerase terbalik (RT-PCR)
  5. Mikroskop elektron
  6. Isolasi virus dengan kultur sel

Selanjutnya, pengujian laboratorium pada sampel non-inaktif harus dilakukan di bawah kondisi penahanan biologis maksimum. Semua spesimen biologi harus dikemas menggunakan sistem pengemasan rangkap tiga saat diangkut secara nasional dan internasional.

Baca Juga: WHO Sebut Virus Marburg Sangat Menular, Kenali 8 Gejalanya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI